KONTEKS.CO.ID – Bank sentral Lebanon telah sepenuhnya menghentikan subsidi pembelian bahan bakar, yang menyebabkan kenaikan harga bensin. Demikian diungkapkan ketua serikat pemilik pompa bensin George Brax, pada hari Senin, 12 September 2022.
Sebelumnya, pihak berwenang Lebanon pada akhir musim panas 2021 mulai menangguhkan subsidi bensin, dengan mengatakan bahwa bank sentral tidak lagi memiliki dana untuk menjaga harga bahan bakar tetap rendah. Penghapusan subsidi bensin diharapkan dapat menghentikan penyelundupan bahan bakar ke negara tetangga Suriah. Demikian dilaporkan Sputnik.
Akibatnya, pada hari Senin harga bensin beroktan 95 dan bensin beroktan 98 langsung naik masing-masing 20.000 lira menjadi 638.000 dan 653.000 lira per kaleng. Harga solar turun 1.000 lira dan mencapai 790.000 per kaleng gas. Sebelum dimulainya krisis keuangan dan ekonomi pada tahun 2019 , sekaleng bensin berharga 25.000 lira. Kurs 1.500 lira jika dikonversi sekitar 1 USD.
Lebanon telah terperosok dalam krisis keuangan dan ekonomi yang mendalam, disertai dengan ketegangan politik dan sosial, selama lebih dari dua tahun. Dengan latar belakang krisis, sistem perbankan telah benar-benar runtuh, mata uang nasional telah terdepresiasi lebih dari 20 kali terhadap dolar AS. Akibatnya, lebih dari 70% penduduk tertinggal di bawah garis kemiskinan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"