KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 261 orang tewas di penjara El Salvador dalam 2,5 tahun terakhir.
Mereka tewas dalam tindakan keras Presiden Nayib Bukele terhadap geng kriminal jalanan.
Melansir dari ABC News, Kamis, 11 Juli 2024, Organisasi hak asasi manusia Cristosal menyoroti kondisi mengerikan di penjara dan praktik-praktik yang memprihatinkan selama masa keadaan darurat.
Sebelumnya, pada tahun 2022, Presiden Bukele mengumumkan keadaan darurat. Ini merupakan bagian dari kampanye besar-besaran untuk menindak geng-geng jalanan yang merajalela di negara tersebut.
Selama periode ini, pemerintah Bukele telah menangkap 81.110 tersangka anggota geng.
Namun, tindakan ini mendapat kritik tajam dari kelompok hak asasi manusia yang menuduh banyak penangkapan dilakukan secara sewenang-wenang.
Bahkan penangkapan sering kali hanya berdasarkan penampilan atau lokasi tempat tinggal seseorang.
Dalam laporannya, Cristosal mengungkapkan pada tanggal 15 April, 88 dari 261 kematian di penjara kemungkinan akibat tindakan kriminal.
Sebanyak 87 kematian lain akibat penyakit, 14 di antaranya tampaknya merupakan tindakan kekerasan.
Selain itu dan 72 kematian lainnya tidak memiliki penyebab yang dapat segera diidentifikasi.
Pengacara Zaira Navas, yang menulis laporan tersebut, menyatakan kondisi penjara yang buruk dan perlakuan tidak manusiawi menjadi penyebab utama kematian tersebut.
“Orang-orang meninggal di penjara-penjara El Salvador karena penyiksaan, kekurangan makanan, kondisi yang tidak sehat, kurangnya perhatian yang tidak manusiawi, dan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan martabat,” kata Navas.
Dia menyebut ada kebijakan yang sengaja diterapkan untuk tidak melindungi hak-hak orang yang dipenjara.
Belum ada reaksi langsung dari pemerintah terhadap laporan ini. Namun, pemerintah Bukele sebelumnya membantah tuduhan pelanggaran HAM.
Pemerintah justru menekankan keberhasilan kampanye tersebut dalam menurunkan tingkat kejahatan.
Presiden Bukele Tetap Favorit
Meskipun menghadapi tuduhan pelanggaran HAM massal, Presiden Bukele tetap sangat populer di El Salvador.
Tingkat pembunuhan di negara tersebut menurun tajam sejak tindakan keras berlangsung.
Hal itu telah menjadikan El Salvador salah satu negara dengan tingkat pembunuhan terendah di kawasan.
Popularitas ini membantu Bukele memenangkan pemilihan kembali pada bulan Februari lalu. Padahal konstitusi negara tersebut melarang masa jabatan presiden yang kedua.
Sementara itu, sebuah laporan oleh organisasi hak asasi manusia Humanitarian Legal Relief pada bulan April memperkirakan setidaknya 241 orang telah tewas di penjara Salvador sejak tindakan keras tersebut mulai.
Data ini konsisten dengan temuan Cristosal, memperkuat kekhawatiran akan kondisi penjara dan perlakuan terhadap tahanan di El Salvador.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"