KONTEKS.CO.ID – Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui menegaskan, negaranya sama sekali tidak tertarik untuk berdialog dengan Jepang.
Media pemerintah KCNA pada hari Jumat, 29 Maret 2024 melaporkan, Pyongyang tidak mempunyai niat untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang.
Korea Utara bahkan akan menolak perundingan apa pun termasuk terkait masalah penculikan warga Jepang.
Selain itu, Korea Utara akan merespons dengan tajam terhadap campur tangan Jepang terhadap kedaulatannya.
“Saya tidak mengerti mengapa dia (PM Fumio Kishida) terus-menerus berpegang pada masalah yang tidak dapat terselesaikan,” kata Choe seperti KCNA beritakan.
Sebagai informasi, pada 2002 Korea Utara mengakui telah menculik 13 warga Jepang beberapa dekade sebelumnya.
Lima korban penculikan dan keluarga mereka kemudian kembali ke Jepang. Mereka mengabarkan jika sandera lain telah meninggal.
Sebaliknya, melansir dari media Jepang, pemerintah negara itu yakin ada 17 warga Jepang yang telah mengalami penculikan. Tokyo terus menyelidiki nasib mereka yang tidak kembali.
Duta Besar Korea Utara untuk China, Ri Ryong Nam, juga mengatakan tidak akan ada pertemuan di tingkat mana pun dengan Jepang.
Ri menyampaikan pernyataan tersebut, seraya menambahkan, seorang pejabat di kedutaan Jepang di Beijing mengusulkan kontak melalui email ke anggota dewan kedutaan Korea Utara.
“Saya menegaskan sekali lagi, tidak akan ada pertemuan di tingkat mana pun antara Republik Demokratik Rakyat Korea dan pihak Jepang,” kata Ri seperti dikutip dalam laporan KCNA.
Sebagai tambahan, hubungan kedua negara tegang karena perselisihan termasuk penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara pada awal tahun 2000an.
Selain itu pendudukan Jepang di semenanjung Korea pada tahun 1910-1945 dan penggunaan kerja paksa dan perbudakan seksual juga membuat dendam negara Korea utara.
Jepang dan Korea Utara juga berselisih mengenai program nuklir dan rudal Pyongyang.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"