KONTEKS.CO.ID – Pemilihan presiden Rusia di hari terakhir, Minggu, 17 Maret 2024, diwarnai dengan aksi unjuk rasa para penentang Vladimir Putin.
Para pendukung Alexei Navalny, yang meninggal di penjara Arktik bulan lalu, telah meminta warga Rusia untuk ikut serta dalam protes bertajuk ‘Siang Melawan Putin’.
Mereka berharap itu akan mampu menunjukkan posisi mereka yang berlawanan dengan para pemimpin yang mereka anggap sebagai otokrat yang korup.
Istri mendianng Navalny, Yulia, muncul di kedutaan Rusia di Berlin di mana warga Rusia sedang menunggu pemungutan suara.
Beberapa orang lantas bersorak dan meneriakkan namanya, ‘Yulia, Yulia!’.
Pendukung Navalny menyiarkan rekaman protes di Rusia dan luar negeri di media YouTube.
“Kami menunjukkan kepada diri kami sendiri, seluruh Rusia dan seluruh dunia bahwa Putin bukanlah Rusia. Putin telah merebut kekuasaan di Rusia,” kata Ruslan Shaveddinov dari Yayasan Anti-Korupsi Navalny.
“Kemenangan kita adalah kita, rakyat, mengalahkan rasa takut, kita mengalahkan kesendirian – banyak orang menyadari bahwa mereka tidak sendirian,” katanya.
Leonid Volkov, seorang ajudan Navalny yang mendapat serangan palu pekan lalu di Vilnius, memperkirakan ratusan ribu orang telah datang ke tempat pemungutan suara di Moskow, St Petersburg, Yekaterinburg dan kota-kota lain.
Selama dua hari sebelumnya, terjadi berbagai insiden protes ketika sejumlah warga Rusia membakar bilik suara atau menuangkan pewarna ke dalam kotak suara.
Para pejabat Rusia menyebut mereka sebagai pengkhianat. Para penentang mengunggah beberapa gambar surat suara dengan slogan-slogan yang menghina Putin.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"