KONTEKS.CO.ID – Kekerasan yang terjadi selama beberapa hari di Haiti membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Kantor imigrasi PBB mengatakan selama akhir pekan setidaknya 15.000 orang telah mengungsi akibat kekerasan.
Mereka kini harus mengungsi ke kamp-kamp. Rumah mereka hancur akibat aksi kekerasan.
Situasi ini menambah penderitaan dan pelanggaran hukum di negara itu.
“Geng-geng bersenjata memaksa kami meninggalkan rumah. Mereka menghancurkan rumah dan kami berada di jalanan,” kata Nicolas yang kini tinggal di kamp.
Hal serupa menimpa Jasmine yang harus mengungsi tanpa sempat menyelamatkan barang berharganya.
“Saya tidak punya waktu untuk mengambil barang-barang saya, bahkan celana dalam saya pun tidak,” kata Jasmine.
Kekerasan di Haiti meningkat karena muncul desakan dari pemimpin geng terkemuka untuk menggulingkan Perdana Menteri.
Aksi kekerasan meningkat pada akhir pekan ketika Perdana Menteri Henry melakukan perjalanan ke Kenya.
Kunjungannya ke negara itu untuk mengikat kesepakatan penempatan pasukan asing di Haiti.
Situasi yang memburuk dengan kaburnya banyak para narapidana dalam dua pembobolan penjara besar.
Baku tembak menyebar ke seluruh ibu kota.
Hingga saat ini, tanggal kedatangan Henry kembali ke Haiti masih belum jelas.
Sejumlah kedutaan telah menarik staf mereka. Negara tetangganya, Republik Dominika, mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah menerima pendirian kamp pengungsi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"