KONTEKS.CO.ID – Thailand akan melarang penggunaan ganja untuk rekreasi pada akhir tahun ini. Meski demikian, pemerintah tetap mengizinkan penggunaan ganja untuk tujuan medis.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan, Anutin Charn-Virakul kepada Reuters dalam sebuah wawancara dan dikutip pada Kamis, 29 Februari 2024.
Sebagai informasi, Thailand merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mendekriminalisasi ganja.
Awalnya, hal itu bertujuan untuk keperluan pengobatan dan penelitian pada 2018.
Selanjutnya, pada 2022, mengizinkan penanaman dan konsumsi umum ganja pada 2022.
Ganja di Ukraina
Masih di bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani undang-undang yang melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan medis.
Menurut anggota parlemen, lebih dari 6 juta orang, termasuk pasien kanker, warga sipil dengan gangguan stres pascatrauma, dan tentara yang terluka membutuhkan obat yang mengandung ganja.
Meski demikian, aturan ini hanya berlaku enam bulan setelah diterbitkan secara resmi.
Sementara itu, larangan menjual atau memasok ganja untuk keperluan rekreasi akan tetap berlaku.
Kementerian Kesehatan Ukraina mendukung undang-undang tersebut. Dokumen tersebut harus berisi daftar penyakit dan kondisi yang memerlukan resep ganja medis.
Undang-undang tersebut mengatur izin khusus untuk budidaya dan penjualan ganja, serta pengawasan video 24 jam terhadap produsen yang dapat polisi akses setiap waktu.
Ganja di Jerman
Kebalikan dengan Ukraina, Jerman justru melegalkan individu dan asosiasi untuk menanam dan menyimpan ganja meski dalam jumlah terbatas.
Koalisi tiga partai yang berkuasa di bawah Kanselir Olaf Scholz mengesahkan undang-undang yang melegalkan penanaman hingga tiga pohon untuk konsumsi pribadi.
Sementara batas kepemilikan ganja mencapai 25 gram.
Pemerintah juga tetap mengizinkan produksi ganja dalam skala lebih besar, namun tetap non-komersial bagi anggota komunitas ganja.
Jumlah anggota dari komunitas itu tidak lebih dari 500 orang dan semuanya harus orang dewasa.
Nantinya, hanya anggota komunitas itu yang dapat mengkonsumsi produk mereka.
“Kami mempunyai dua tujuan: menindak pasar gelap dan meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak dan remaja,” kata Menteri Kesehatan, Karl Lauterbach pada awal perdebatan sengit saat oposisi menuduhnya mempromosikan penggunaan narkoba.
Sebagai informasi, ada sekitar 4,5 juta orang Jerman yang menggunakan ganja.
Jerman menjadi negara kesembilan yang melegalkan penggunaan narkoba untuk rekreasi seperti sejumlah yurisdiksi sub-nasional di Amerika Serikat dan Australia.
Meski demikian, anak di bawah umur tetap terlarang menggunakan ganja.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"