KONTEKS.CO.ID – Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam demo pemukim Yahudi yang menunutut permukiman di Gaza.
“Acara demo di Yerusalem merupakan tantangan terang-terangan terhadap keputusan Mahkamah Internasional, disertai dengan hasutan publik untuk menggusur secara paksa warga Palestina,” katanya pada X, Senin, 29 Januari 2024.
Hamas juga mengatakan, demo itu mengungkapkan niat untuk melaksanakan kejahatan pengungsian dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
Otoritas Palestina dengan cepat mengatakan, tuntutan tersebut selain menghasut pemindahan paksa warga Palestina, juga mengancam keamanan dan stabilitas kawasan.
Sekutu dan Oposisi Israel Tolak Tuntutan Pemukim Yahudi
Amerika Serikat yang merupakan sekutu terdekat Israel, mengatakan, Gaza harus terus dalam penguasaan warga Palestina setelah perang.
Selain itu juga harus ada langkah serius menuju pendirian negara Palestina.
Seorang anggota kabinet perang yang berhaluan tengah, Benny Gantz pada Senin, 29 Januari 2024 mengatakan, kehadiran menteri pemerintah dan anggota koalisi dalam demo itu merugikan posisi Israel di luar negeri.
Mereka juga bisa membahayakan upaya untuk membebaskan sandera yang kini berada di tangan Hamas.
Ketua oposisi dan mantan perdana menteri Israel, Yair Lapid juga menyebut konvensi itu delusi dan berbahaya.
Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang tengah Palestina perjuangkan sebagai ibu kota negara merdeka di masa depan, direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Sebagian besar negara menganggap pemukiman Yahudi yang di wilayah itu ilegal.
Israel membantah hal ini, dengan alasan adanya ikatan historis dan alkitabiah orang-orang Yahudi dengan tanah tersebut.
Namun Israel menarik militer dan pemukimnya dari Gaza pada tahun 2005 setelah pendudukan selama 38 tahun.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"