KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 24 tentara Israel tewas hanya dalam sehari pada Senin, 22 Januari 2024. Ini menjadi kematian tentara tertinggi dalam sehari sejak perang Gaza pecah.
Pertempuran yang menewaskan 24 tentara ini pecah di Jalur Gaza bagian selatan dan tengah.
Saat itu, Israel menyerang sisa benteng penguasa Islam di Gaza, Hamas. Mereka berusaha membersihkan daerah dekat perbatasan tersebut.
Di salah satu wilayah perbatasan itulah, 21 tentara tewas akibat ledakan di sebuah gedung hingga roboh.
Militer mengatakan insiden itu terjadi ketika sebuah granat berpeluncur roket ditembakkan ke sebuah tank yang menjaga pasukan yang beroperasi di Gaza.
Lokasi itu terletak di 600 meter dari pagar perbatasan dengan Israel.
Pada saat yang sama, ledakan terjadi di dua bangunan dua lantai tempat mereka memasang bahan peledak dan menghancurkannya.
“Kami masih memeriksa dan menyelidiki detail kejadian dan penyebab ledakan,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari.
Dia mengatakan operasi itu dimaksudkan untuk membersihkan perbatasan dari “infrastruktur teroris”.
Operasi itu juga untuk memungkinkan puluhan ribu pengungsi Israel kembali ke rumah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Atas kematian tentaranya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa bersumpah, Israel tidak akan berhenti berperang di Gaza sampai memperoleh kemenangan mutlak.
Netanyahu mengatakan Israel telah mengalami salah satu hari tersulit dalam perang tersebut.
“Atas nama pahlawan kami, demi nyawa kami, kami tidak akan berhenti berjuang hingga kemenangan mutlak,” ujarnya.
Sementara Menteri Pertahanan, Yoav Gallant mengatakan, hatinya tertuju pada keluarga mereka yang terbunuh. Dia menegaskan Israel tidak akan mundur.
“Perang ini akan menentukan masa depan Israel selama beberapa dekade mendatang – tewasnya tentara berguna untuk mencapai tujuan perang,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"