KONTEKS.CO.ID – Gempa bumi Jepang dengan Magnitudo 7,6 juga berdampak pada lahan yang menjadi rusak.
Kementerian Pertanahan Jepang mengatakan, setidaknya 120 hektare lahan terendam banjir akibat tsunami.
“Kami masih belum memiliki gambaran lengkapnya, dan kemungkinan besar wilayah yang dilanda tsunami bisa menyebar,” kata seorang pejabat Kementerian Pertanahan anonim kepada surat kabar harian, Asahi, Jumat, 5 Januari 2024.
Penyelidikan awal atas pimpinan para peneliti di Universitas Tokyo memperkirakan, titik tertinggi tsunami di pantai barat semenanjung bisa mencapai ketinggian 4,2 meter di atas permukaan laut normal.
Gelombang pertama tsunami mungkin telah mencapai ujung paling utara semenanjung Noto hanya satu menit setelah gempa terjadi.
“Hampir tidak ada waktu bagi penduduk untuk mengungsi,” tulis media harian Yomiuri yang mengutip analisis Universitas Tohoku.
Rincian mengenai tsunami tersebut tidak jelas karena alat pengukur pasang surut berhenti mengeluarkan data segera setelah gempa awal.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan, pihaknya sedang mencari satu orang hilang yang tersapu tsunami di kota Suzu.
Kemungkinan dia menjadi korban tsunami pertama sejauh ini.
Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan Jepang akan mengeluarkan 4,74 miliar yen dari cadangan anggaran negara untuk mendukung mereka yang terkena dampak gempa.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"