KONTEKS.CO.ID – Australia mengonfirmasi dua warga negaranya telah tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan.
Meski demikian, Australia masih mempelajari klaim Hizbullah yang mengatakan salah satu warga negara Australia itu memiliki hubungan dengan kelompok militan tersebut.
“Kami akan terus melakukan penyelidikan mengenai orang ini, yang diklaim memiliki hubungan dengan Hizbullah,” kata Penjabat Menteri Luar Negeri, Mark Dreyfus dalam konferensi pers, Kamis, 28 Desember 2023.
Dreyfus mengatakan pemerintah Australia telah menghubungi Israel mengenai serangan tersebut namun menolak mengungkapkan apa yang mereka bicarakan.
Dia pun mendesak warga Australia di Lebanon untuk meninggalkan negara itu. Opsi penerbangan komersial juga masih tersedia.
Sumber keamanan Lebanon dan lokal pada Rabu, 27 Desember 2023 mengatakan kepada Reuters, seorang pria Lebanon-Australia, istrinya, dan saudara laki-lakinya, yang merupakan anggota Hizbullah, tewas dalam serangan Israel.
Serangan pada Selasa, 26 Desember malam itu menghantam sebuah rumah di Kota Bint Jbeil. Di wilayah ini para militan mendapat dukungan luas.
Aksi kekerasan ini merupakan bagian dari meningkatnya permusuhan di wilayah perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
Hizbullah menjadi sekutu faksi Islam Palestina Hamas. Hampir setiap hari mereka terlibat baku tembak dengan Israel di perbatasan selatan Lebanon sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza.
Hizbullah merupakan kelompok militan Lebanon yang mendapat dukungan Iran. Kelompok ini adalah organisasi teroris yang terdaftar di Australia.
Merupakan pelanggaran bagi warga Australia mana pun yang memberikan dukungan keuangan atau berperang untuk kelompok tersebut.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"