KONTEKS.CO.ID – Tabrakan kereta metro China, baru-baru ini. Ratusan penumpang mengalami patah tulang sehingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit di Beijing, China, pada hari Kamis 14 Desember 2023.
“Mereka terluka setelah dua kereta bertabrakan di jalur metro yang sibuk saat kondisi bersalju,” kata otoritas transportasi kota tersebut.
Tabrakan terjadi sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Saat itu jam sibuk di jalur kereta bawah tanah Changping yang membentang ke barat laut Ibu Kota China.
“Menurut penyelidikan awal, hal ini lantaran kegagalan fungsi terkait sinyal dan pengereman darurat akibat kondisi cuaca,” kata Komisi Transportasi Kota Beijing dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
Satu kereta berhenti darurat karena jalur licin di tengah salju, dan kereta lain yang mengikuti di belakang menabraknya. “Kereta terakhir berada di bagian yang menurun, dan cuaca bersalju menyebabkan kereta tergelincir dan gagal mengerem secara efektif, sehingga menyebabkan tabrakan dari belakang dengan kereta di depan,” katanya.
Sebanyak 515 orang terlarikan ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan, dan 102 di antaranya ditemukan mengalami patah tulang, kata badan tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, katanya.
Hingga Jumat 15 Desember 2023, pukul 06.00, 423 orang telah meninggalkan rumah sakit, menurut pernyataan itu.
Kronologis Tabrakan Kereta Metro China
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam, operator kereta bawah tanah kota tersebut mengutip informasi awal bahwa dua gerbong ujung telah terlepas dari satu kereta, sehingga melukai penumpang.
Video yang saksi rekam beredar di media sosial. Dalam video terlihat gerbong kereta yang terpisah. Dalam salah satu video, seorang penumpang mengatakan, “Kereta bawah tanah yang saya naiki pecah menjadi dua bagian!”
Insiden itu terjadi di bagian atas kereta bawah tanah. Jalur ini biasanya menangani hampir 400.000 perjalanan penumpang pada hari kerja, menurut media pemerintah.
Beijing Transport meminta maaf atas insiden tersebut. Mereka akan menyelidiki dan melakukan perbaikan yang terperlukan untuk menghindari insiden serupa di masa mendatang.
Tabrakan itu terjadi ketika Beijing dan China utara “menggigil” akibat cuaca dingin dan hujan salju sejak Rabu di pekan ini. Salju membuat transportasi terganggu dan sekolah-sekolah terpaksa tutup.
Pada Kamis malam, kota ini berada dalam peringatan oranye untuk salju lebat dan peringatan kuning untuk jalan yang tertutup es.
China memiliki sistem peringatan cuaca empat tingkat, dengan warna merah mewakili peringatan paling parah, lalu terikuti dengan warna oranye, kuning, dan biru. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"