KONTEKS.CO.ID – Korea Utara (Korut) telah memulai operasi satelit mata-mata militer.
Kantor operasi satelit baru di Pusat Kontrol Umum Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional (NATA) Pyongyang mulai melaksanakan misinya pada Sabtu, 2 Desember 2023.
Lembaga tersebut juga akan melaporkan informasi yang diperoleh ke biro pengintaian di angkatan darat dan unit-unit utama lainnya.
Dilansir dari kantor berita negara KCNA, satelit mata-mata militer pertama itu telah mengirimkan foto-foto Gedung Putih, Pentagon, pangkalan militer AS, dan wilayah sasaran lain di Korea Selatan.
Dilansir dari Reuters, tindakan Pyongyang ini telah meningkatkan ketegangan regional dan memicu sanksi baru dari AS, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
Sejauh ini, Pyongyang belum merilis gambar apa pun dari satelit. Para analis dan pemerintah asing pun masih memperdebatkan kemampuan satelit baru tersebut.
Sementara dalam artikel terpisah yang diterbitkan oleh KCNA pada Minggu, 3 Desember 2023, seorang komentator militer Kort yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Korea Selatan disalahkan atas gagalnya perjanjian pembangunan kepercayaan militer mereka.
Dia juga membenarkan peluncuran satelit mata-mata Korut karena sama seperti yang juga dilakukan oleh negara-negara lain.
Ketua Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, Kim Myung-soo pada Sabtu melakukan kunjungan ke unit garis depan dekat perbatasan dengan Korut untuk menilai kesiapan di tengah meningkatnya ketegangan.
Tentara Korut sendiri telah membawa kembali senjata berat ke perbatasan Zona Demiliterisasi (DMZ) dan memulihkan pos penjagaan yang telah dihancurkan oleh kedua negara.
Sebelumnya Seoul menangguhkan sebagian perjanjian militer tahun 2018 antara kedua Korea.
Hal itu dilakukan Korea Selatan sebagai protes atas peluncuran satelit mata-mata Pyongyang.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"