KONTEKS.CO.ID – Perdana Menteri Perancis Elisabeth Borne telah memperingatkan bos perusahaan-perusahaan besar tentang risiko membatasi penggunaan energi musim dingin ini dan mendesak mereka untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi.
” Jika kita bertindak secara kolektif maka kita dapat mengatasi risiko kelangkaan energi. Tetapi jika semua orang tidak ambil bagian didalamnya dan ternyata semua skenario buruk terjadi, maka kita mungkin terpaksa memberlakukan pemotongan pada konsumen,” katanya kepada kelompok bisnis Medef, seperti dilaporkan Novinite.
” Jika penjatahan akhirnya terjadi, bisnis akan paling terpengaruh dan sayangnya kita harus siap untuk itu ,” lanjutnya, seperti disadur dari Novinite.
Borne mengatakan pemerintah sudah menyusun rencana darurat, termasuk ” sistem perdagangan tunjangan ” yang akan memungkinkan perusahaan untuk membeli dan menjual tunjangan listrik.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk membantu perusahaan-perusahaan yang akan ” terpengaruh terlalu serius ” oleh penjatahan, AFP melaporkan.
Peringatan yang jelas tentang risiko kekurangan listrik lebih lanjut menggarisbawahi upaya pemerintah untuk mempersiapkan opini publik dan bisnis untuk kesulitan menjulang yang disebabkan oleh perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Dalam pidato pekan lalu pada pertemuan kabinet pertama sejak liburan musim panas pada Agustus, Presiden Emmanuel Macron memperingatkan bahwa Prancis mungkin harus membuat “pengorbanan” karena apa yang disebutnya “akhir dari cukup”.
“Setiap perusahaan perlu memobilisasi dan bertindak. Saya mendorong semua orang untuk menyusun rencana penghematan energi mereka sendiri pada bulan September,” lanjut Borne sambil menekankan bahwa krisis akan membantu transisi dari bahan bakar fosil.
“Bulan-bulan mendatang hanyalah sebuah langkah dalam transisi yang lebih besar yang harus kita lakukan,” tutupnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"