KONTEKS.CO.ID – Marissa Hutabarat sukses merengkuh jabatan sebagai hakim di pengadilan perdata (First City Court) Kota New Orleans, Louisian, AS.
Ini adalah prestasi tersendiri bagi perempuan cantik berdarah batak tersebut. Sebab tak banyak diaspora Indonesia di Amerika Serikat yang memegang jabatan publik.
Marissa Hutabarat meraih jabatan ini melalui perjuangan di pemilu lokal pada 15 Agustus 2020. Meski lahir dan besar di Amerika, dia menegaskan, nilai-nilai budaya leluhurnya di Indonesia yang menekankan pentingnya peran keluarga tertanam sejak dirinya masih kecil.
Marissa berhasil mengalahkan kompetitornya yang juga berasa dari Partai Demokrat. “Mimpi jadi kenyataan,” kata Marissa di New Orleans, mengutip VOA, Minggu 27 Agustus 2023.
Sekadar informasi, Marissa sebelum menjadi hakim perdata adalah seorang pengacara cedera pribadi (personal injury attorney).
Dia biasanya membantu warga New Orleans yang cedera. Misalnya kesalahan perusahaan-perusahaan farmasi besar, atau kasus-kasus terkait rokok.
Nah pengalaman pribadinya sebagai pengacara sangat membantu Marissa memahami sudut pandang orang-orang yang mengajukan kasusnya di pengadilan. Sehingga sebagai hakim, dia bisa memastikan agar orang-orang yang hadir di pengadilan, merasa terterima, terhormati. Dan merasa suara mereka terdengar oleh hakim yang adil dan tidak memihak.
Marissa Hutabarat: Opung Ajari Saya Bahasa Batak
DNA Indonesia Marissa berasal dari ayahnya, sementara dari ibunya mengalir darah China dan Thailand. Meski lahir-besar di Negeri Paman Sam dan belum pernah ke Indonesia, Marissa menegaskan kebanggaanya sebagai orang Indonesia.
Sejak kecil, dia dibesarkan dengan nilai-nilai budaya Indonesia di mana keluarga dianggap penting. Neneknya ikut membantu membesarkan dirinya, karena kedua orang tuanya bekerja penuh waktu ketika dia kecil.
Lalu saat besar, dia bergantian ikut menjaga adik-adiknya agar orang tuanya tetap bisa menekuni profesinya.
Meski tidak bisa berbahasa Indonesia, dia berencana untuk segera belajar. “Paling tidak cukup untuk bisa mengerti,” ujarnya.
Dia mengaku opung-nya yang mengajarinya bahasa Batak.
Ingin Bantu Orang yang Suaranya Tak Terdengar
Marissa Hutabarat bercita-cita menjadi hakim sejak kuliah di fakultas hukum. Setelah menjadi pengacara yang banyak menangani perkara cedera akibat kecelakaan lalu lintas, Marissa yang bergelar Juris Doctor dari Loyola University di New Orleans ini punya cita-cita menjadi hakim di pengadilan perdata Kota New Orleans.
“Misi saya untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya,” tegasnya.
Sejak kecil Marissa mengaku opungnya mengajari untuk menghormati sesama, tanpa memandang agama, latar belakang atau tradisi seseorang. Sementara orang tuanya mengajarinya untuk mengutamakan pendidikan, kerja keras dan memberikan kontribusi kepada masyarakat.
“Inilah bekal saya yang membawa saya sampai seperti ini. Saya ingin membantu orang yang suaranya tidak terdengar,” janjinya.
Marissa sudah meraih cita-citanya sekarang. Kepada anak-anak muda yang ingin berhasil, dia berpesan, “Percayalah pada mimpimu, dan kerja keras.” ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"