KONTEKS.CO.ID – Alquran dibakar, dirobek, dan lagi-lagi terjadi di Swedia. Seorang pria merobek, membakar Alquran dan menjadikannya lap sepatu di luar Masjid Stockholm, saat umat Islam merayakan Hari Idul Adha.
Alquran dibakar terjadi pada hari Rabu 27 Juni 2023, saat berlangsung aksi demonstrasi anti-Islam. Peristiwa ini tentunya menimbulkan risiko Turki naik pitam saat Swedia berupaya untuk bergabung dengan aliansi NATO.
Situs alarabiya.net, Kamis 29 Juni 2023 melaporkan, polisi Swedia memberikan izin atas aksi demontrasi tersebut. Namun polisi mengajukan tuntutan kepada demonstran yang menistakan Alquran dengan tuduhan melakukan agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional.
Turki diketahui tak senang dengan serangkaian demonstrasi menentang Islam di Swedia. Ditambah hak-hak warga Kurdi yang dianggap menyinggung Ankara.
Padahal Swedia saat ini memerlukan Turki untuk bisa masuk ke aliansi Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Swedia mencari keanggotaan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Tetapi anggota aliansi Turki telah menunda proses tersebut, menuduh Swedia menyembunyikan orang-orang yang dianggap teroris dan menuntut ekstradisi mereka.
Alquran Dibakar, Turki Marah
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengutuk tindakan tersebut dalam sebuah tweet. Dia tidak dapat menerima adanya izin protes anti-Islam atas nama kebebasan berekspresi.
Sekitar 200 orang menyaksikan salah satu dari dua orang merobek halaman Alquran dan menyeka sepatunya dengan robekannya. Hingga akhirnya memasukkan daging asap ke dalamnya dan membakarnya.
Sementara pengunjuk rasa lainnya berbicara dengan megafon. Mereka meneriakkan ‘Tuhan Maha Besar’ dalam bahasa Arab untuk memprotes pembakaran Alquran tersebut. Seorang pria juga ditahan oleh polisi setelah dia mencoba melempar batu.
Seorang pendukung demonstrasi berteriak, “biarkan itu terbakar” saat kitab suci terbakar.
Setelah pembakaran, polisi mendakwa pria pembakar Alquran dengan agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional. Juga dianggap sebagai pelanggaran larangan pembakaran yang diberlakukan di Stockholm sejak pertengahan Juni.
Sementara itu, polisi Swedia mengaku telah menolak sejumlah permintaan baru-baru ini untuk demonstrasi anti-Alquran. Sedangkan pengadilan telah menolak keputusan tersebut dengan alasan polisi melanggar kebebasan berbicara.
Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, mengatakan, dirinya tidak akan berspekulasi tentang bagaimana protes dapat memengaruhi proses keanggotaan NATO Swedia.
“Itu legal tapi tidak pantas,” kilahnya, seraya menambahkan bahwa keputusan tentang pembakaran Alquran tergantung pada polisi.
Perwakilan masjid kecewa dengan keputusan polisi yang memberikan izin untuk protes pada Hari Idul Adha.
“Masjid menyarankan kepada polisi untuk setidaknya mengalihkan demonstrasi ke lokasi lain, yang dimungkinkan oleh undang-undang, tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya,” kata Direktur Masjid dan Imam, Mahmoud Khalfi.
Menurut dia, ada 10.000 umat Islam yang menghadiri Masjid Stockholm untuk perayaan Lebaran setiap tahunnya.
Turki pada akhir Januari menangguhkan pembicaraan dengan Swedia tentang aplikasi NATO setelah seorang politisi sayap kanan Denmark membakar salinan Alquran di dekat kedutaan Turki di Stockholm. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"