KONTEKS.CO.ID – Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, minggu ini mengecam ketidakmampuan PBB untuk membentuk negara Palestina dengan cara yang sama seperti mendirikan negara Israel pada tahun 1948.
“PBB begitu kuat sehingga pada 1948 berhasil membentuk negara Israel. Pada 2023 gagal membentuk negara Palestina,” kata Lula, dilansir Middle East Monitor, Jumat, 28 April 2023.
Berbicara selama kunjungan resmi ke Spanyol, Presiden Brasil mengatakan, “Kita hidup di dunia di mana Dewan Keamanan PBB, anggota tetap, mereka adalah orang-orang yang paling banyak menjual senjata di dunia, mereka adalah peserta terbesar dalam perang di dunia.”
“Ketika Amerika Serikat menginvasi Irak, tidak ada diskusi di Dewan Keamanan. Ketika Prancis dan Inggris menginvasi Libya dan ketika Rusia menginvasi Ukraina, tidak ada diskusi juga,” tambahnya.
Terkejut dengan berkurangnya peran negara-negara non-anggota dalam organisasi internasional, dia meminta Dewan Keamanan PBB untuk tidak membatasi diri pada anggota tetapnya.
“Oleh karena itu saya bertanya-tanya apakah terserah kita, negara-negara lain yang bukan [anggota] tetap Dewan Keamanan PBB, untuk membuat perubahan. Mengapa tidak Brasil, Spanyol, Jepang, Jerman, India, Nigeria, Mesir , dan Afrika Selatan (anggota tetap)? Para pemenang Perang Dunia Kedua saat ini menentukan hal itu, tetapi dunia telah berubah.”
“Kita perlu membangun mekanisme internasional baru yang melakukan berbagai hal secara berbeda. Saya pikir inilah saatnya bagi kita untuk mulai mengubah berbagai hal dan inilah saatnya bagi kita untuk menciptakan G20 Perdamaian, yang seharusnya menjadi PBB,” katanya.
Seruannya ditolak oleh kelompok pro-Israel, StandWithUs Brasil, yang mengatakan, “Bertentangan dengan apa yang dikatakan Presiden Republik, Luiz Inácio Lula da Silva, Israel tidak diciptakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada 1947, apa yang dilakukan oleh Pemisahan PBB dianjurkan adalah pembentukan dua negara, satu untuk orang Yahudi dan yang lainnya untuk orang Arab. Orang Yahudi menerima; orang Arab tidak.”
“Negara Israel didirikan setelah perang yang dilancarkan oleh tentara Mesir, Yordania, Suriah, Libanon, dan Irak melawan orang Yahudi.”
“Mengenai negara untuk Palestina, baik PBB maupun organisasi internasional lainnya saat ini tidak memiliki peran untuk menciptakannya, kecuali Palestina dan Israel sendiri datang untuk menyegel perdamaian secara mandiri,” tambah pernyataan itu. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"