KONTEKS.CO.ID - Fosil Flores menunjukkan bahwa ‘hobbit’ yang lebih kecil pernah menjelajahi pulau Indonesia pada 700.000 tahun lalu.
Para ilmuwan menemukan fosil di sebuah pulau di Indonesia, tepatnya pada 20 tahun lalu. Mereka menemukan fosil spesies manusia purba yang tingginya sekitar 3 1/2 kaki (1,07 meter). Karena itu mereka dijuluki “hobbit”, salah satu karakter penting dalam film trilogi Lord of The Rings.
Kini, sebuah studi baru menunjukkan bahwa nenek moyang hobbit bahkan sedikit lebih pendek.
“Kami tidak menyangka akan menemukan individu yang lebih kecil dari situs yang sangat tua,” kata rekan penulis studi Yousuke Kaifu dari Universitas Tokyo dalam sebuah email, melansir situs Asahi Shimbun, Kamis 8 Agustus 2024.
Fosil hobbit asli berasal dari masa antara 60.000 dan 100.000 tahun yang lalu. Fosil-fosil baru tersebut tergali di sebuah situs bernama Mata Menge, sekitar 45 mil dari gua tempat sisa-sisa hobbit pertama peneliti temukan.
Pada tahun 2016, para peneliti menduga kerabat awal tersebut lebih pendek daripada hobbit setelah mempelajari tulang rahang dan gigi yang dikumpulkan dari situs baru tersebut.
Analisis lebih lanjut terhadap fragmen tulang lengan kecil dan gigi menunjukkan bahwa nenek moyang tersebut hanya 2,4 inci (6 sentimeter) lebih pendek dan hidup 700.000 tahun yang lalu.
"Mereka secara meyakinkan menunjukkan bahwa mereka adalah individu yang sangat kecil," kata Dean Falk, antropolog evolusi di Universitas Negeri Florida yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Temuan tersebut terpublikasikan pada hari Selasa di jurnal Nature Communications.
Fosil Flores Munculkan Perdebatan di Antara Ilmuwan
Peneliti memperdebatkan bagaimana hobbit – yang ternamai Homo floresiensis berdasarkan Pulau Flores yang terpencil– berevolusi menjadi sangat kecil. Serta di mana mereka berada dalam kisah evolusi manusia.
Mereka teranggap sebagai salah satu spesies manusia purba terakhir yang punah.
Para ilmuwan belum mengetahui apakah hobbit menyusut dari spesies manusia sebelumnya yang lebih tinggi yakni Homo erectus. Spesies ini hidup di daerah tersebut. Atau dari pendahulu manusia yang bahkan lebih primitif.
"Penelitian lebih lanjut – dan fosil – terperlukan. Ini untuk memastikan peran hobbit dalam evolusi manusia," kata Matt Tocheri, seorang antropolog di Universitas Lakehead Kanada.
“Pertanyaan ini masih belum terjawab dan akan terus menjadi fokus penelitian. Fokus penelitian untuk beberapa waktu mendatang,” kata Tocheri, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dalam sebuah email. ***