digital

Aplikasi Ojol yang Bertahan dan Tumbang Melawan Dominasi Gojek dan Grab di Indonesia

Sabtu, 17 Februari 2024 | 04:30 WIB
Aplikasi Ojol yang Bertahan dan Tutup Melawan Dominasi Gojek dan Grab di Indonesia: Perbandingan dan Tinjauan (Sumber: Pinterest/jawaracorpo.com)

KONTEKS.CO.ID - Aplikasi pesaing Gojek Grab. Sebagai dua raksasa teknologi Indonesia, keduanya telah mengukuhkan dominasinya di pasar layanan transportasi online dan pengiriman barang.

Namun, di tengah persaingan sengit ini, masih ada beberapa aplikasi ojek online yang bertahan melawan Gojek Grab mereka, sementara yang lain harus menyerah.

Berikut adalah daftar aplikasi ojol yang masih bertahan dan yang sudah tutup, serta perbandingan fitur dan strategi mereka.

Aplikasi Ojol yang Bertahan Melawan Gojek dan Grab


1. Aplikasi pesaing Gojek Grab: inDrive


Berbasis di Rusia dan beroperasi di lebih dari 70 kota di Indonesia.

Biaya bagi hasil 10% atau di bawah batas ketentuan 15%, dengan kemungkinan negosiasi tarif oleh pengguna.

2. Maxim


Berdiri sejak 2003 di Rusia dan hadir di Indonesia sejak 2018.

Mengenakan biaya layanan rendah kepada mitra pengemudi, antara 5% - 15%.

3. Omega


Startup transportasi online asal Azerbaijan, hadir di Indonesia melalui kerja sama dengan Maxim.

Menyediakan beragam layanan transportasi dan pengantaran barang dengan fitur reservasi.

4. Aplikasi pesaing Gojek Grab: Nujek (Nusantara Ojek)


Berdiri sejak 2018, menyediakan layanan transportasi online, pengiriman barang, pesan antar makanan, belanja kebutuhan sehari-hari, dan jasa profesional on demand.

5. Buroq


Berdiri pada 2019 di Indonesia, menyediakan layanan ojek online dan beberapa layanan lainnya seperti Kereta Kencana dan Hidangan Surga.

Aplikasi Ojol yang Tutup Melawan Dominasi Gojek dan Grab


1. Uber


Hengkang dari pasar Asia Tenggara pada Maret 2018 setelah Grab akuisisi.

2. Aplikasi pesaing Gojek Grab: Topjek


Menawarkan tarif tanpa promo dengan fitur Chatroom yang belum ada pada pesaingnya.

3. Ojek Argo


Berhenti beroperasi sejak 2017 tanpa alasan yang jelas, menawarkan layanan tanpa registrasi pengguna.

4. Call Jack


Berdiri pada 2010 namun tidak beroperasi lagi, berbasis di Yogyakarta.

5. Ojekoe


Awalnya hanya mengenakan biaya Rp2.500 per hari untuk antarpenumpang, kemudian menambah layanan pesan-antar makanan dan barang.

6. Lady Jek


Menawarkan layanan dengan pengemudi perempuan namun bangkrut karena keterbatasan modal.

7. Ojesy


Dibuat untuk pasar perempuan dan anak-anak, termasuk pengguna laki-laki di bawah 8 tahun, namun tidak bertahan lama.

8. Blujek


Sebagai pesaing besar Gojek dan Grab, namun akhirnya tutup karena tidak mampu bersaing.

Meskipun dominasi Gojek dan Grab sulit untuk ditantang, masih ada beberapa aplikasi ojol yang berhasil bertahan dan bahkan menawarkan fitur dan strategi unik.

Namun, banyak juga yang harus menyerah dalam persaingan ini, menunjukkan betapa ketatnya pasar layanan transportasi online di Indonesia.***

Tags

Terkini