digital

Predator, Spyware Canggih Buatan Israel Bikin Panik Google dan Apple, Serang Pengguna Ponsel di 150 Negara

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB
Google dan Apple peringatkan pengguna ponsel Android dan iPhone terkait serangan spyware Intellexa Predator di 150 negara. (Foto: Cyber Insider)

KONTEKS.CO.ID - Google dan Apple telah mengeluarkan peringatan keamanan siber baru kepada pengguna di lebih dari 150 negara, termasuk Mesir dan Arab Saudi.

Peringatan disampaikan setelah dua raksasa teknologi itu mendeteksi upaya peretasan ponsel menggunakan spyware canggih yang terkait dengan perusahaan Israel, Intellexa, menurut laporan media.

Perusahaan mengatakan, peringatan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk melawan kampanye spionase yang didukung pemerintah yang menyasar ratusan akun di berbagai negara.

Baca Juga: Update Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran: Korban Tewas Bertambah Jadi 20 Orang

Tujuannya memperkuat perlindungan privasi di tengah meningkatnya ancaman digital di seluruh dunia.

Google menyatakan dalam pengumuman pada 3 Desember bahwa mereka telah mengirimkan peringatan ke ratusan akun di negara-negara termasuk Pakistan, Kazakhstan, Angola, Mesir, Uzbekistan, Arab Saudi, dan Tajikistan.

Sebagian besar upaya peretasan dilaporkan menggunakan perangkat spyware yang dikembangkan oleh Intellexa, termasuk programnya yang terkenal, Predator.

Baca Juga: IPB Kirim Satu Ton Rendang Daya Tahan Dua Tahun untuk Korban Bencana Banjir Sumatra

Laporan media juga menyebutkan bahwa Apple mengirimkan peringatan kepada pengguna iPhone di lebih dari 80 negara selama putaran terakhir, sehingga jumlah total negara yang terdampak menjadi lebih dari 150.

Meskipun perusahaan tidak mengungkapkan jumlah pasti pengguna yang menjadi target, peringatan tersebut mencakup pesan peringatan tentang "serangan yang disponsori negara" dan menyarankan pengguna untuk memperbarui perangkat mereka dan mengaktifkan fitur keamanan.

Google mencatat bahwa Intellexa, yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat pada 2024, tetap beroperasi meskipun ada tekanan internasional, memanfaatkan kerentanan zero-day untuk meretas ponsel tanpa interaksi apa pun dari pengguna. ***

Tags

Terkini