KONTEKS.CO.ID – Para ilmuwan telah mencoba untuk mencapai perolehan energi bersih dari fusi nuklir selama beberapa dekade, tetapi masih ada “kekusutan” yang harus diselesaikan.
Untuk pertama kalinya, para peneliti menciptakan reaksi fusi nuklir yang menghasilkan perolehan energi bersih. Hasilnya, dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore di California, menandai langkah signifikan di jalan yang sangat panjang untuk menghasilkan energi bersih dari fusi nuklir.
“Minggu lalu, mereka menembakkan banyak laser ke pelet bahan bakar dan lebih banyak energi yang dilepaskan dari pengapian fusi (nuklir) itu daripada energi laser yang masuk,” ungkap Direktur Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih, Arati Prabhakar, saat konferensi pers di Washington, DC, Selasa, 13 Desember 2022.
“Saya hanya berpikir ini adalah contoh yang luar biasa dari apa yang benar-benar dapat dicapai oleh ketekunan,” katanya lagi.
Situs berita teknologi The Verge melaporkan, fusi nuklir terjadi ketika atom saling bertabrakan, “berfusi” untuk menciptakan atom yang lebih berat dan melepaskan energi dalam prosesnya. Di Matahari dan bintang lainnya, inti hidrogen melebur menjadi satu, menciptakan helium dan menghasilkan energi yang sangat besar.
Untuk mencapai fusi nuklir di Bumi, manusia harus memanaskan atom hingga suhu yang luar biasa – jutaan derajat Celcius, itulah sebabnya sangat menakutkan untuk mencapai perolehan energi bersih.
Dalam hal ini, laboratorium nasional menggunakan 192 sinar laser yang kuat untuk mencapai target padat isotop hidrogen yang hanya seukuran biji merica. Mereka menghasilkan 3,15 megajoule energi, sekitar 50% lebih banyak dari 2,05 megajoule yang digunakan laser untuk memicu reaksi.
Dengan demikian, mencapai titik impas energi ilmiah, para peneliti mencapai apa yang disebut “pengapian fusi”.
Memanfaatkan fusi nuklir bisa menjadi revolusioner, yakni memberi orang sumber energi yang melimpah tanpa efek samping buruk dari emisi gas rumah kaca atau limbah radioaktif yang tahan lama. Melakukannya, bagaimanapun, tergantung pada mengatasi rintangan teknik yang besar.
Setelah beberapa dekade percobaan, pengumuman hari ini merupakan kemenangan kecil namun signifikan atas salah satu rintangan tersebut. Tapi masih ada jalan yang sangat panjang sebelum fusi nuklir dapat memenuhi impian energi bersih.
Pemerintah AS telah mendanai penelitian energi fusi sejak tahun 1950-an. Di seluruh dunia, pengejaran tersebut telah mengumpulkan dana puluhan miliar dolar. Dan pada akhir tahun lalu, para ilmuwan dengan Joint European Torus (JET) di Inggris telah menghasilkan rekor 59 megajoule energi dari fusi nuklir.
Masalah besarnya adalah hingga saat ini, fusi nuklir di laboratorium belum mampu menghasilkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan untuk membuat reaksi terjadi. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"