KONTEKS.CO.ID – Pada bulan Juli 2024, X/Twitter kembali menjadi pusat perhatian dengan kebijakan barunya terkait konten dewasa.
Perusahaan mengumumkan langkah kontroversial untuk memperlonggar aturan terkait konten dewasa di platform mereka. Hal ini segera memicu perdebatan sengit di kalangan pengguna dan pengamat media sosial.
Kebijakan Baru Kontroversial
Dalam pengumuman resmi yang X rilis, perusahaan menyatakan mereka akan memperbolehkan lebih banyak jenis konten dewasa. Selama konten tersebut tidak melanggar hukum atau kebijakan kekerasan dan eksploitasi.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menarik lebih banyak pengguna dan mempertahankan relevansi di tengah persaingan ketat. X harus bersaing dengan platform media sosial lainnya seperti Instagram dan TikTok.
Lonjakan Jumlah Pengguna X Signifikan
Taktik Elon Musk mengizinkan konten pornografi secara umum berhasil meningkatkan jumlah pengguna X/Twitter.
Berdasarkan laman SimilarWeb, sebanyak 5,7 miliar netizen di seluruh dunia mengunjungi X alias Twitter sepanjang Juni 2024. Jumlahnya meningkat 113,7% dibandingkan bulan sebelumnya.
Hal ini membuat X/Twitter menduduki peringkat ke-5 sebagai platform terbesar di internet, naik 2 peringkat dari sebelumnya.
Demografi Pengguna X
SimilarWeb juga mengungkap data demografis pengguna X/Twitter:
- Kelompok usia 25-34 tahun mendominasi dengan 29,71%.
- Diikuti oleh kelompok usia 18-24 tahun sebesar 28,98%.
- Kelompok usia 35-44 tahun sebesar 17,78%.
Rata-rata pengguna Twitter adalah pria (68,33%), terbandingkan dengan 31,67% pengguna perempuan.
Pengguna X paling banyak berasal dari Amerika Serikat, Inggris, dan Brasil. Sementara Indonesia tidak termasuk dalam 5 besar negara dengan pengguna terbanyak.
Reaksi Terhadap Kebijakan Baru
Kebijakan ini telah menuai berbagai reaksi dari pengguna dan pemerintah di berbagai negara.
Di Indonesia, Kominfo sempat mempertimbangkan pemblokiran Twitter sebelum menerima komitmen perusahaan untuk mematuhi aturan lokal.
Kebijakan ini menunjukkan pendekatan kontroversial Elon Musk dalam mengelola platform media sosialnya. Meski menuai protes, memang berhasil meningkatkan basis pengguna secara signifikan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"