KONTEKS.CO.ID – Microsoft menghadapi tantangan besar setelah pembaruan terbaru mereka pada bulan Maret mengakibatkan kebocoran memori yang signifikan.
Perusahaan segera mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah, tapi dampaknya masih pengguna Windows Server rasakan di berbagai platform.
Microsoft Mengaku Ada Masalah Kebocoran Memori
Setelah menerima keluhan dari administrator sistem, Microsoft tidak bisa lagi mengabaikan masalah yang muncul setelah pembaruan KB5035857 untuk Windows Server.
Perusahaan akhirnya mengakui bahwa pembaruan menyebabkan kebocoran memori yang signifikan. Terutama pada lingkungan yang menggunakan beberapa platform Windows Server.
Microsoft dengan cepat menegaskan bahwa masalah ini hanya berdampak pada lingkungan di organisasi yang menggunakan beberapa platform Windows Server.
Pengguna rumahan tidak perlu merasa khawatir, tetapi pengguna perusahaan harus waspada terhadap potensi dampak yang signifikan pada Windows Server 2022, Windows Server 2019, Windows Server 2016, dan Windows Server 2012 R2.
Peringatan dari Microsoft
Dalam pembaruan status yang diposting ke halaman kesehatan rilis Windows, Microsoft memberikan peringatan serius terkait masalah kebocoran memori yang muncul setelah instalasi pembaruan keamanan Maret 2024.
Layanan Subsistem Otoritas Keamanan Lokal (LSASS) mungkin mengalami kebocoran memori pada domain controllers (DCs), yang dapat menyebabkan crash LSASS dan reboot tidak terjadwal dari domain controllers yang mendasarinya.
Tindakan Perbaikan dari Microsoft
Microsoft segera merespons masalah ini dengan memberikan update patch pada 22 Maret 2024 (KB5037422) untuk memperbaiki patch sebelumnya.
Namun, pengguna juga teringatkan untuk memantau penggunaan memori dan memperhatikan kebocoran. Ini demi mencegah domain controller mengalami crash.
Selain menghadapi masalah teknis, keamanan data juga menjadi perhatian utama bagi banyak organisasi.
Laporan terbaru dari Proofpoint menunjukkan 85% perusahaan mengalami kehilangan data dalam setahun terakhir. Sering kali hal ini tersebabkan oleh kesalahan manusia.
Penyebab umum kehilangan data termasuk kesalahan pengiriman email, kunjungan ke situs phishing, pemasangan perangkat lunak tanpa izin. Serta pengiriman data sensitif ke akun email pribadi.
Ancaman dari dalam juga menjadi perhatian serius, dengan pengguna berhak istimewa seperti profesional HR dan keuangan menjadi risiko terbesar.
Pentingnya Kesadaran Pengguna
Laporan tersebut menyoroti pentingnya kesadaran dan kehati-hatian dalam penggunaan data bagi setiap karyawan.
Meskipun hanya sekitar 1% dari pengguna yang bertanggung jawab atas sebagian besar kehilangan data, penting untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada seluruh staf tentang praktik keamanan data yang baik. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"