KONTEKS.CO.ID – Game jadi materi kuliah di perguruan tinggi AS. Penggunaan video game sebagai alat pembelajaran semakin berkembang.
Kini salah satu kampus bergengsi di Amerika Serikat, Universitas California Berkeley (UCB), mengambil langkah inovatif.
UCB menyertakan satu mata kuliah yang fokus pada game adu jotos, khususnya seri game Street Fighter buatan Capcom.
Mata kuliah bernama “The Art of Fighting Games” menjadi bukti bahwa game tidak hanya terpandang sebagai hiburan semata. Tetapi juga sebagai sumber pembelajaran yang efektif.
Manfaat Game Jadi Materi Kuliah di UCB
1. Fokus Mata Kuliah
Mata kuliah ini tidak hanya terbatas pada Street Fighter, namun Capcom’s Street Fighter teranggap sebagai representasi utama dalam The Art of Fighting Games.
Mata kuliah ini bertujuan untuk mengajari para mahasiswa tentang seni bertarung di dalam video game. Ini memungkinkan mereka memahami mekanisme bermain, budaya, industri, dan sejarah video game bertarung.
2. Aspek Pembelajaran
Selain keterampilan bermain game, mata kuliah ini memberikan fokus pada aspek-aspek lain yang berkaitan dengan video game bertarung.
Mahasiswa tidak hanya mempelajari mekanisme bermain, tetapi juga mendalami budaya asal dari video game tersebut, industri di baliknya, dan bahasa yang digunakan dalam game tersebut.
Bahkan, bagi mahasiswa yang memilih Street Fighter sebagai objek pembelajaran, mereka mendapatkan bonus belajar bahasa Jepang untuk level pemula.
3. Game Jadi Materi Kuliah: Penilaian dan Bobot SKS
Dosen-dosen di UCB menilai kemampuan mahasiswa melalui empat aspek penilaian, yaitu kehadiran, tugas (PR), partisipasi dalam turnamen video game, dan tugas akhir.
Penilaian pada turnamen tidak hanya berdasarkan jumlah kemenangan, tetapi seberapa baik mahasiswa menghindari kesalahan dalam pertandingan.
Bobot SKS mata kuliah ini memang kecil, hanya 2 SKS, tapi memberikan peluang bagi mereka yang ingin mendalami dunia video game jenis fighting.
4. Game sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan video game sebagai alat pembelajaran bukanlah hal baru. Sebelumnya, seorang profesor dari University of Maryland, AS, juga menggunakan game The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom untuk mengajari teknik desain mesin kepada mahasiswanya.
Bahkan, game Minecraft (versi edukasinya, Minecraft Education) telah tergunakan di level sekolah sebagai alat pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa game bukan hanya hiburan semata. Ini juga dapat menjadi metode pembelajaran efektif yang meningkatkan minat dan kemampuan belajar seseorang.
Mata kuliah “The Art of Fighting Games” di UCB merupakan bukti nyata bahwa game Street Fighter dapat terintegrasikan ke dalam kurikulum akademis sebagai sumber pembelajaran.
Dengan melibatkan mahasiswa dalam turnamen dan tugas akhir, mata kuliah ini memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dan interaktif.
Penggunaan game sebagai media pembelajaran semakin menegaskan bahwa pendidikan dapat terus berkembang melalui pendekatan yang inovatif dan sesuai dengan minat mahasiswa masa kini. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"