KONTEKS.CO.ID – Peretas Korea Utara diduga berada di balik pencurian aset kripto senilai Rp520 miliar dari layanan cryptocurrency populer.
Aksi peretas Korea Utara brutal itu disampaikan beberapa ahli pelacakan crypto kepada CNN, Rabu 7 Juni 2023.
Ini adalah aksi yang terbaru dari serangkaian peretasan perusahaan cryptocurrency yang terkait dengan Pyongyang. Aksi pencurian yang dikhawatirkan AS dapat digunakan untuk mendanai program senjata nuklir dan balistik rezim Korea Utara.
Peretas Korea Utara menguras akun cryptocurrency pelanggan tertentu dari Atomic Wallet, sebuah perusahaan yang berbasis di Estonia yang mengklaim memiliki 5 juta pengguna.
Dompet Atom mengatakan pada hari Sabtu bahwa “kurang dari 1%” pengguna bulanan tampaknya terpengaruh oleh peretasan. Perusahaan belum menentukan berapa banyak uang yang mungkin telah dicuri atau siapa yang berada di balik peretasan tersebut.
Beberapa korban yang tampak dari peretasan itu turun ke Twitter untuk memohon kepada para peretas agar uang mereka kembali, mem-posting alamat mata uang kripto mereka seandainya para peretas mengasihani mereka.
“Peretas Korea Utara telah mencuri miliaran dolar dari bank dan perusahaan mata uang kripto selama beberapa tahun terakhir, menyediakan sumber pendapatan utama bagi rezim tersebut,” menurut laporan dari PBB dan perusahaan swasta.
Dalam insiden Dompet Atom, teknik pencucian uang para peretas dan alat yang mereka gunakan cocok dengan perilaku Korea Utara, menurut perusahaan pelacak kripto yang berbasis di London, Elliptic.
Analis: Mengarah ke Korut
Pelacak cryptocurrency independen yang dikenal sebagai ZachXBT mengatakan kepada CNN, peretas Korea Utara kemungkinan besar bertanggung jawab atas aksi ini.
“Jumlah yang dipastikan dicuri bisa naik di atas Rp520 miliar, karena Atomic Wallet terus menyelidiki insiden tersebut,” kata analis.
“Polanya mirip dengan apa yang kami lihat dengan pencucian dana Harmony pada bulan Januari,” kata ZachXBT, merujuk pada pencucian USD100 juta yang dicuri dari sebuah perusahaan yang berbasis di California.
FBI menyalahkan Korea Utara atas peretasan Harmony. CNN melaporkan tentang bagaimana penyelidik swasta dan agen intelijen Korea Selatan dapat menarik kembali sebagian kecil dari uang itu.
Menggagalkan peretasan dan pencucian uang Korea Utara dengan cepat menjadi prioritas keamanan nasional bagi Pemerintahan Biden. Sekitar setengah dari program rudal Korea Utara didanai oleh serangan siber dan pencurian mata uang kripto, kata seorang pejabat Gedung Putih bulan lalu. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"