KONTEKS.CO.ID – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Merapi masih cukup tinggi.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, Gunung Merapi teramati 13 kali guguran lava ke arah barat daya, dominan ke Kali Bebeng dengan jarak luncur 1,9 kilometer.
“Selama sepekan ini intensitas kegempaan Gunung Merapi masih cukup tinggi,” kata Agus, ditulis Minggu 25 September 2022.
Berdasarkan catatan BPPTKG, terjadi 294 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 57 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 282 kali gempa Fase Banyak (MP), dua kali gempa Low Frekuensi (LF), 504 kali gempa Guguran (RF), 62 kali gempa embusan (DG) dan sembilan kali gempa Tektonik (TT).
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau memakai EDM menunjukkan pemendekan jarak sebesar 0,8 cm per hari.
Menurut Agus, pada pekan ini terjadi hujan di pos pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas hujan 14 mm per jam selama 50 menit di Pos Kaliurang pada 21 September 2022.
“Tidak ada lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” ucapnya.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di lereng Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"