KONTEKS.CO.ID – Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta kembali erupsi berupa luncuran guguran lava. Waspada bahaya lahar dan wedhus gembel.
Data Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terjadi 9 kali guguran lava Gunung Merapi ke arah Kali Bebeng.
Sementara, jarak luncur guguran lava Gunung Merapi maksimum 1,1 kilometer berdasarkan pengamatan sejak pukul 00.00 – 06.00 WIB, Jumat 19 April 2024.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengatakan, berdasar data meteorologi, cuaca di seputaran Gunung Merapi terpantau berawan dan cerah.
Angin bertiup tenang ke arah timur dengan suhu udara 16-20 °C dan kelembaban udara 69-97.4 persen serta tekanan udara 836.5-918.6 mmHg.
“Secara visual, Gunung Merapi jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 m di atas puncak kawah,” jelas Agus dalam keterangannya, Jumat 19 April 2024.
Sedangkan, kegempaan terekam di seismogram kegempaan Guguran 14 kali, Hybrid/Fase Banyak 26 kali dan Vulkanik Dangkal 9 kali.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” katanya.
“Hingga kini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan pada Level III (Siaga),” imbuhnya.
Rekomendasi BPPTKG
BPPTKG Yogyakarta mengeluarkan rekomendasi potensi bahaya guguran lava dan awan panas atau wedhus gembel di sektor selatan-barat daya. Meliputi, Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Kemudian di sektor tenggara, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BMKG mengimbau masyarakat mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan ada peninjauan kembali.
“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG). Terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"