KONTEKS.CO.ID – Video viral seorang siswa SMK berinisial IS di Samarinda mengamuk dan mengancam gurunya dengan sebilah parang beredar di media sosial.
Dalam video viral, alasan siswa SMK di Samarinda itu mengamuk terbilang sepele. Dia tak terima disanski push up saat berolahraga.
Video viral siswa SMK mengamuk dengan sebilah parang itu terjadi di salah satu SMK Negeri di Samarinda, pada Kamis 23 Februari 2023 lalu.
Menurut informasi, kejadian berawal saat jam pelajaran olahraga. Sang guru olahraga mengajarkan cara menangkap bola dan para siswa akan mendapat sanksi push up jika tangkapannya terlepas.
Tiba giliran siswa berinisial IS. Diapun gagal menangkap bola dan langsung diingatkan untuk push up.
“Siswa tersebut menjawab dengan nada ngolok; ‘Saya tahu pak, tidur kan sanksinya’,” terang guru itu menirukan ucapan siswa itu.
Jawaban IS membuat sang guru marah dan menegur siswa itu.
Tidak terima ditegur, IS pulang ke rumahnya yang berjarak tak jauh dari lokasi sekolah.
Dia mengambil sebilah parang dari rumahnya lalu kembali ke sekolah.
“Sambil berteriak-teriak, siswa bersangkutan memanggil guru olahraganya dengan memegang senjata tajam dan berkeliling sekolah,” ujarnya.
Petugas kebersihan di sekolah yang berusaha merebut parang dari tangan siswa, sempat mengalami luka gores di tangan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Muhammad Kurniawan menyebut peristiwa itu terjadi di SMK Negeri 5 Samarinda.
“Kejadiannya di hari Kamis yang lalu. Anak tersebut kelas XI jurusan penjualan,” ujar Kurniawan dalam keterangannya.
Kurniawan menjelaskan, peristiwa itu lantaran IS tak menuruti perintah guru olahraganya dan marah lalu pulang mengambil parang.
“Anak tersebut tidak mengindahkan petunjuk dan perintah guru olahraga, marah. Merasa dekat dengan rumah maka anak tersebut pulang dan kembali lagi ke sekolah dengan membawa senjata tajam,” ujarnya.
Disebutkan, siswa berinisial IS itu telah beberapa kali membuat ulah sejak ia duduk di bangku kelas X.
“Kejadian pertama dibimbing biasa, kejadian kedua sudah membuat surat perjanjian diketahui oleh orang tua. Dan kali ini adalah kejadian yang ketiga,” jelasnya.
Akibat ulah IS, para guru banyak yang mengeluh menghadapinya.
Rencananya kepala sekolah akan memanggil orang tua yang bersangkutan guna penyelesaian masalah.
“Tindak lanjut berikutnya adalah anak tersebut dan keluarganya akan dihadirkan kembali pada hari Senin nanti untuk dimediasi serta siswa itu menghadap ke guru yang mengajar di kelasnya guna meminta maaf,” ujarnya.
Namun, jika dalam mediasi para guru masih keberatan, anak tersebut akan dipindahkan ke sekolah lain guna keberlanjutan masa didiknya di sekolah.
“Jika guru-guru memaafkan dan memberi kesempatan maka anak tersebut masih akan diberi kesempatan belajar di SMKN 5. Namun jika guru-guru tidak mau atau tidak sanggup mengajar maka anak akan diberi pilihan untuk pindah sekolah,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"