KONTEKS.CO.ID – Sejumlah tokoh nasional berkumpul dan menyambangi kediaman KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, pada Minggu, 12 November 2023.
Mereka menyampaikan kegelisahan terkait situasi politik nasional yang mempertontonkan tingkah laku elit yang berpolitik tanpa etika dan adab.
Koordinator Pertemuan Majelis Permusyawaratan Rembang Alif Iman Nurlambang menyampaikan bahwa masyarakat saat ini merasa prihatin dengan situasi nasional. Terutama situasi ketika demokrasi Indonesia dalam keadaan tidak baik.
“Sudah sama-sama kita pahami situasi ketika demokrasi Indonesia ini diontang-anting, diayun-ayun, kekuasaan terpusat dieksekutif, kemudian Mahkamah Konstitusi (MK) sebagaimana bukti-bukti ditemukan oleh majelis kehormatan, ada intervensi dari eksekutif ke yudikatif. Kemudian juga ada situasi lain juga ada situasi lain ada ancaman terhadap azas jujur dan adil pemilu yang akan kita lakukan itu tidak bisa berlangsung dengan baik,” katanya.
Goenawan Mohamad dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa pertemuan dengan Gus Mus untuk berbagi rasa dan menularkan semangat agar kita kembali memiliki kepercayaan kepada sesama.
“Zaman sekarang, itu kepercayaan kepada sesama itu sangat tipis. Pertama banyak sekali kebohongan, yang juga diucapkan oleh Presiden dan orang-orang lainnya. Kedua, karena semua sekarang ini bisa dibeli. Kesetiaan bisa dibeli, suara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli,” kata Goenawan Mohamad.
Karena itu, bila masyarakat telah kehilangan rasa saling percaya, maka ini akan membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, GM ingin hal ini dapat dicegah, sehingga bangsa ini bisa menempuh perjalanan yang lebih lama lagi.
“Terutama menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden yang menurut saya makin mencemaskan, karena aturan bersama mulai dibongkar-bongkar bahkan dirusak,” ujar Goenawan Mohamad.
“Terjadinya skandal di Mahkamah Konstitusi menunjukkan itu. Belum lagi nanti saya dengar pemaksaan, penutupan hak saluran suara dan sebagainya,” katanya lagi.
Karena itu, Goenawan Mohamad merasa sangat khawatir bila itu semua akan terjadi. Dan ini akan membuat pemilu menjadi tegang.
“Mestinya ada yang menang, tapi kemenangan itu kemenangan yang kosong. Karena yang menang itu sebenarnya kalau ada legitimasi, bukan hanya legalitas. Artinya diterima, masuk akal dan sesuai dengan hati nurani. Ini yang mungkin tidak terjadi, siapa yang menang akan cacat. Cacat akan terbawa terus, sehingga politik akan berlangsung tidak sehat,” katanya.
Goenawan Mohamad berharap agar keadaan saat ini tidak berlarut-larut, dan ini tidak bisa hanya dilakukan seorang diri dan dengan tokoh-tokoh yang berkumpul di Rembang saat ini. Tapi dibutuhkan peran dari masyarakat luas untuk memastikan kecurangan ini tidak terjadi.
“Untuk mengingatkan, bukan hanya pada yang berkuasa. Saya tidak bernafsu mengingatkan pada yang berkuasa, tapi pada sesama kita. Ini tujuan kami datang ke Rembang. Tadi Gus Mus menganjurkan lebih diperluas lagi. InsyaAllah kita bisa,” katanya.
Para tokoh yang hadir dalam pertemuan di Rembang adalah Erry Riyana Hardjapamengkas, Lukman Hakim Syaifudin, Goenawan Mohamad, Omi Komaria Madjid, Antonius Benny Susetyo, dan lain-lain. Gus Mus sendiri tidak terlihat dan tidak ikut bicara dalam konferensi pers yang berlangsung setelah pertemuan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"