KONTEKS.CO.ID – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Lawu sejak Jumat 29 September 2023 terus meluas.
BPBD Jawa Timur mencatat, total area yang terdampak Karhutla di kawasan Gunung Kawu mencapai 2.041 hektare.
Karhutla Gunung Lawu berada di Petak 28, 39, 40, 41, 42, RPH Manyul, BKPH Lawu Utara, Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi.
Lalu di Petak 30 RPH Ngetrep, BKPH Lawu Utara, Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi.
Selanjutnya di Jabung, Ngiliran, Sukowidi dan Tapak, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengeklaim sudah meninjau Posko Tanggap Darurat Bencana Karhutla Gunung Lawu.
Khofifah berkunjung ke Kantor Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan.
Kata Khofifah, koordinasi sudah berjalan sejak 1 Oktober 2023 lalu.
Pihaknya, langsung mengidentifikasi mana saja area yang membutuhkan pemadaman water bombing.
“Ketika tim dari BNPB sudah datang tanggal 2 Oktober, mereka melakukan identifikasi di titik koordinat,” ujar Khofifah dalam keterangan tertulis, Rabu 11 Oktober 2023.
“Kemudian tanggal 3 Oktober, helikopternya datang untuk melakukan proses water bombing setengah hari karena faktor cuaca,” sambungnya.
Hingga kini, proses pemadaman water bombing sudah bisa berjalan normal dan lancar.
“Per jam sampai siang ini tadi informasinya sudah 5 rit water bombing, biasanya sampai 12 sampai 15 kali, tergantung titik air dan cuaca,” jelasnya.
Sedangkan, air untuk water bombing bersumber dari Telaga Sarangan.
“Sehingga kecepatan pengambilan air dan kecepatan pemadaman bisa dihitung dengan baik,” katanya.
Pemadaman Via Darat
Selain itu, upaya pemadaman melalui darat juga terus dilakukan dengan membuat ilaran atau sekat bakar di sekitar titik api.
Hal ini penting dilakukan supaya api tidak menjalar luas.
“Saat ini sedang dilakukan proses monitoring karena dikhawatirkan ada batas bakar yang kemudian juga ikut terbakar. Karena antara hutan lindung dan hutan industri harus dilakukan proses perlindungan,” tuturnya.
“Jangan sampai kemudian yang hutan industri juga ikut terbakar ini dampak ekonominya bisa lebih besar,” imbuhnya.
Berdasarkan data BPBD Jatim, lanjut Khofifah, Karhutla di Gunung Lawu per 10 Oktober 2023, total ilaran atau sekat bakar yang sudah dibuat mencapai 9.607 meter.
Ilaran ini ada di Perbatasan Jabung-Karanggupito, Ngiliran, Sukowidi-Tapak hingga Getasanyar.
“Tim jalur darat dari posko wilayah Ngawi rencananya akan melanjutkan pembuatan ilaran di wilayah Ukir Bayi,” ujarnya.
Penanaman Ulang
Khofifah mengaku, sudah berencana melakukan penanaman ulang di hutan Gunung Lawu usai karhutla padam dengan metode aeroseeding.
Namun, upaya ini harus dilakukan assesment terlebih dahulu antara topografi wilayah dengan jenis bibit tanaman yang akan disebar.
Sebabnya, aeroseeding biasanya dilakukan di musim hujan.
“Bagaimana proses assesment supaya hutan-hutan yang pernah ada tanaman-tanaman varian keragaman hayati yang pernah ada relatif kita bisa melakukan proses recovery bersama,” katanya.
“Jadi memang aeroseeding ini karena keterjalan area sehingga perlu penyebaran bibit tanaman melalui udara. Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa daya dukung alam dan daya dukung lingkungan harus tetap kita maksimalkan dan kita jaga bersama,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"