KONTEKS.CO.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, sebanyak 24 daerah di lima provinsi Indonesia tidak turun hujan dalam dua hingga tiga bulan terakhir.
Menurut laporan BMKG, 24 daerah yang sudah lama tidak mengalami hujan hingga berada pada kategori panjang ekstrem tersebar di 5 provinsi.
BMKG mengingatkan, kekeringan pada tahun ini lebih panjang daripada tiga tahun terakhir akibat fenomena El Nino, dimana iklim lebih hangat yang biasanya ditandai dengan kemarau dan kekeringan.
Sebanyak 24 daerah yang tidak mengalami hujan lebih dari 2 bulan tersebut yakni ada di NTB berada di Lombok Timur (117 hari), Kota Bima (103 hari), Lombok Utara (102 hari), Sumbawa (64 hari).
Selanjutnya di NTT yakni Ende (104 hari), Kupang (64 hari). Bali di Karangasem (92 hari).
Di Jawa Timur ada di Bangkalan (91 hari), Sidoarjo (91 hari), Nganjuk (91 hari), Pasuruan (91 hari), Madiun (91 hari). Lalu, Mojokerto (91 hari), Jombang (91 hari), Situbondo (91 hari), Banyuwangi (91 hari), Surabaya (91 hari).
Untuk Jawa Tengah, hujan tidak turun di Boyolali (90 hari), Klaten (90 hari), Semarang (90 hari), Grobogan (90 hari), Karanganyar (90 hari), Sragen (90 hari), dan Sulsel di Jeneponto (70 hari).
BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di beberapa daerah kabupaten.
Daerah tersebut yakni di Provinsi Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi awas untuk dua dasarian ke depan.
“Hemat dan gunakan air secara bijak, supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama,” imbau BMKG dalam keterangan resmi, Rabu 16 Agustus 2023.
Puncak El Nino
Sebelumnya, BMKG memprediksi puncak fenomena El Nino mulai memasuki puncaknya pada bulan Agustus.
Dengan demikian, menurut BMKG wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tidak akan turun hujan sepekan ke depan.
“Pada sepekan ke depan cuaca di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan cenderung cerah berawan-berawan,” tulis keterangan BMKG, Selasa 15 Agustus 2023.
BMKG memprediksi kondisi berbeda terjadi di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan bagian timur dan Sulawesi bagian tengah, Maluku Utara serta Papua.
Menurut BMKG, cuaca di wilayah tersebut akan cenderung hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
BMKG menjelaskan, kondisi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tidak akan turun hujan sepekan ke depan.
Penyebab Jawa-Bali Kering
Penyebab pertama, dalam skala global, dua penanda fenomena El Nino yakni Southern Oscillation Index (SOI) dan Nino 3.4. Keduanya tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, masing-masing -13,7 dan +1.04.
Kedua, dalam skala regional fenomena angin atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) aktif. Angin ini aktif pada kuadran 8 (belahan bumi Barat dan Afrika), terlihat kondisi yang kurang signifikan untuk wilayah Indonesia.
BMKG juga memprediksi selama sepekan ke depan, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprediksi aktif. Wilayahnya ada di sebagian wilayah Sumatra bagian utara, Jawa bagian barat. Lalu di Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara dan Papua bagian barat.
Sementara itu, BMKG memprediksi gelombang Kelvin masih akan aktif di sebagian wilayah Bali dan Nusa Tenggara, dan Papua.
Dengan demikian, menurut BMKG, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Selengkapnya silakan menyimaknya di sini.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"