KONTEKS.CO.ID –Â Detasemen Khusus (Densus) 88 merupakan kumpulan pasukan elite kepolisian di Indonesia.
Di balik Densus 88 terdapat pemimpin atau disebut jenderal yang berganti setiap periode tugasnya.
Densus 88 sendiri adalah satuan khusus di Polri yang bertugas memberantas ancaman terorisme di Indonesia.
Densus 88 berisi anggota polisi yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam taktik dan strategi melawan kejahatan teroris.
Berikut ini profil empat jenderal yang pernah memimpin Densus 88:
1. Muhammad Tito Karnavian
Beliau lahir pada 26 Oktober 1964 di Palembang. Beliau pernah memimpin satuan Densus 88 periode 2009-2010. Prestasi Tito dalam menangani kasus adalah ia berhasil menangkap DPO kasus konflik Poso pada 2007.
Sukses dalam menangani terorisme, beliau kemudian menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2016.
Beliau menjabat sangat singkat, hanya dari Maret-Juli 2016 karena beliau ditunjuk sebagai Kapolri.
2. Muhammad Syafi’i
Adalah lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela. Lahir pada 15 Mei 1962 di Bungo, Jambi . Muhammad Syafi’i tercatat dua kali menjadi pimpinan Densus 88.
Saat tahun 2010-2015, dan saat tahun 2017-2020. Pangkat bintang dua diperoleh saat beliau menduduki posisi Kadensus 88 tahun 2017.
3. Saud Usman Nasution
Saud Usman Nasution lahir pada 25 Februari 1958 di Mandailing Natal, Sumatra Utara. Sosok ini sempat menjadi Wakil Kepala Densus 88 lalu ditunjuk sebagai Kepala Densus 88 pada 2009.
Setelah menjabat Kadensus 88, Saud Usman Nasution ditugaskan di beberapa posisi, seperti menjadi Wakabareskrim Polri, Kapolda Sumatra Selatan, hingga akhirnya menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2014.
4. Gories Mere
Gories Mere, yang memiliki nama asli Gregorius Mere, adalah sosok penting dalam pembentukan Densus 88. Beliau berasal dari Flores dan lahir pada 17 November 1954.
Gories Mere terkenal sebagai perintis Densus 88 Antiteror Polri, yang dibentuk pada 2004.
Gories Mere pernah bertugas sebagai Kadensus 88. Selepas dari Densus 88, ia bertugas di Bareskrim Polri dan memegang beberapa jabatan dan akhirnya menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) periode 2009-2012.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"