KONTEKS.CO.ID – Majas merupakan seni penggunaan bahasa yang indah, imajinatif, dan kreatif dalam sastra untuk menyampaikan makna atau perasaan.
Penggunaan majas dalam menyajikan suatu ide membuat gaya bahasa menjadi lebih hidup, menciptakan pengalaman membaca atau mendengarkan yang membangkitkan emosi.
Jenis-Jenis Majas
Untuk menciptakan gaya bahasa yang indah dan menarik maka pemahaman terhadap berbagai jenis majas perlu dikuasai.
A. Perbandingan
Beberapa jenis majas perbandingan antara lain:
Majas Personifikasi: Menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat manusia.
Contoh: Angin berbisik di telingaku.
Majas Metafora: Menyamakan dua hal yang berbeda untuk memberikan makna lebih dalam.
Contoh: Sang raja siang bersinar dan membawa kehangatan.
Majas Asosiasi: Menggunakan perbandingan untuk menyampaikan perasaan dengan objek, simbol, atau situasi yang berbeda.
Contoh: Wajah Dini dan Dena sangat mirip bak pinang dibelah dua.
Majas Hiperbola: Mengungkapkan sesuatu secara berlebihan untuk menciptakan efek khusus.
Contoh: Katanya dia berlatih bernyanyi tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.
Majas Simile: Membandingkan dua hal dengan menggunakan kata-kata ‘seperti’ atau ‘sebagai.’
Contoh: Ia berlari secepat kilat. Wajahnya segar seperti buah delima.
Majas Alegori: Menggunakan bentuk atau konsep untuk mewakili pesan moral atau filosofis.
Contoh: Jangan sombong, karena hidup ibarat roda yang selalu berputar, kadang di atas, kadang di bawah.
Majas Antonomasia: Menggunakan nama atau gelar yang mewakili seseorang atau sesuatu secara umum.
Contoh: “Bapak Proklamator” mengacu pada Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.
Majas Eufemisme: Mengganti kata-kata kasar dengan kata-kata yang lebih halus.
Contoh: Joni menjadi salah satu anggota TNI yang gugur dalam peristiwa penyerangan tadi malam (gugur = meninggal dunia).
B. Penegasan
Majas penegasan, seperti Retorika, Pararima, Aliterasi, dan Antiklimaks untuk mempertegas suatu hal dalam kalimat.
Majas Retorika: Menggunakan kalimat tanya sebagai penegasan.
Contoh: Siapa yang tidak senang ketika tim yang dibelanya menang?
Majas Pararima: Menggunakan pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata yang berbeda.
Contoh: Pelaku tawuran lari kocar-kacir dikejar polisi.
Majas Aliterasi: Menggunakan pengulangan huruf konsonan di awal kata untuk penegasan.
Contoh: Lintasi laut, lewati lembah.
Majas Antiklimaks: Menyatakan lebih dari dua hal berturut-turut yang makin lama makin menurun.
Contoh: Jangankan jutaan rupiah, ratusan ribu, atau puluhan ribu; seribu rupiah pun ia enggan memberi.
C. Pertentangan
Dalam majas perbandingan maka penggunaan kata kiasan seringkali membawa makna yang bertentangan dengan maksud aslinya.
Berikut beberapa contoh dari jenis-jenis majas tersebut:
Majas Sinekdoke: untuk menyamakan atau menyamarkan makna sebenarnya dengan menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.
Contoh: Politisi berbicara tentang korupsi (padahal dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).
Majas Litotes: menggunakan kata-kata negatif untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya positif, memberikan kesan yang lebih kuat.
Contoh: Dia tidak terlalu buruk dalam bermain musik (sebenarnya sangat hebat dalam bermain musik).
Majas Paradoks: pernyataan atau situasi yang tampak kontradiktif atau tidak masuk akal. Penyampaian secara metaforis atau sarkastis untuk menyampaikan ide yang bertentangan.
Contoh: Sawah tetap subur meski kemarau melanda daerah tersebut.
Majas Antitesis: memanfaatkan konsep, ide, atau pernyataan yang bertentangan secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa.
Contoh: Dia bekerja siang malam untuk membahagiakan keluarganya.
D. Sindiran
Gaya bahasa sindiran menggunakan kata kiasan untuk menyindir perilaku, seseorang, atau kondisi tertentu.
Berikut adalah beberapa contoh sindiran menggunakan berbagai jenis majas:
Majas ironi: untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan harapan atau keinginan.
Contoh: Istriku pandai memasak, sampai aku tidak ingin mencicipinya lagi.
Majas sinisme: menyindir secara langsung, tanpa memperhalus. Meskipun tajam, sinisme tidak mencapai tingkat kasar.
Contoh: Reza pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.
Majas Sarkasme: menggunakan kata-kata sindiran secara langsung dan pedas tang seringkali bertentangan dengan apa yang sebenarnya dikatakan.
Contoh: Memang dasar otak udang, soal sederhana itu saja kamu tak bisa menyelesaikannya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"