KONTEKS.CO.ID – Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Untuk mencegah penyebaran Demam berdarah dengue (DBD), salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan nyamuk Wolbachia.
Lantas apa itu nyamuk Wolbachia dan bagaimana ia bisa menangkal DBD?
Berikut ini tiga fakta Nyamuk Wolbachia:
1. Wolbachia adalah bakteri yang hidup di dalam tubuh nyamuk
Wolbachia adalah genus bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda, termasuk nyamuk Aedes aegypti.
Bakteri ini memiliki efek-efek seksual yang membantu inangnya menyebabkan partenogenesis, kematian, dan feminisasi.
Bakteri ini juga dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk itu tidak bisa menularkan virus itu ke tubuh manusia.
2. Nyamuk Wolbachia bukan hasil rekayasa genetik
Nyamuk Wolbachia bukanlah nyamuk yang diciptakan dengan mengubah gen-gen tertentu, melainkan nyamuk yang disuntik dengan bakteri Wolbachia.
Bakteri ini kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk dan diwariskan ke keturunannya.
Nyamuk ber-Wolbachia memiliki pola pewarisan bersifat maternal, yaitu hanya betina yang terinfeksi yang menularkan infeksi kepada keturunannya.
3. Nyamuk Wolbachia telah terbukti efektif menurunkan penyebaran DBD.
Nyamuk Wolbachia telah diuji coba di beberapa negara, termasuk Indonesia, dan hasilnya terbukti efektif untuk pencegahan DBD.
Di Indonesia, uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada 2022.
Hasilnya, di lokasi yang telah disebar Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.
Selain itu, jumlah kasus di Kota Yogyakarta pada Januari-Mei 2023 berada di bawah garis minimum dibandingkan dengan tujuh tahun sebelumnya.
Itulah tiga fakta tentang nyamuk Wolbachia yang dapat Anda ketahui. Nyamuk Wolbachia adalah inovasi yang berpotensi sebagai agen biokontrol untuk mengendalikan penyebaran DBD.
Namun, hal ini tidak menghapuskan pentingnya melakukan gerakan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat-tempat penampungan air.
Serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"