KONTEKS.CO.ID — Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesejahteraan kita secara keseluruhan. Salah satu bentuk gangguan mental yang kompleks adalah fokus obsesif pada penampilan atau kekurangan yang dirasakan pada tubuh seseorang.
Gangguan ini dapat merentang dari kekhawatiran biasa tentang penampilan hingga obsesi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam artikel ini seperti disarikan dari berbagai sumber, kami akan membahas gejala, dampak, serta perawatan yang berkaitan dengan gangguan mental ini.
Gejala dan Karakteristik Gangguan Fokus Obsesif pada Penampilan:
Seseorang yang mengalami gangguan fokus obsesif pada penampilan sering memiliki pandangan yang tidak realistis terhadap diri sendiri. Mereka cenderung memperhatikan kekurangan yang sebenarnya sangat kecil atau bahkan hanya dugaan. Beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk:
- Pemeriksaan Cermin Berlebihan: Penderita dapat menghabiskan waktu berlebihan untuk memeriksa penampilannya di cermin, mencari tanda-tanda kekurangan atau cacat yang mungkin tidak terlihat bagi orang lain.
- Perbandingan Diri dengan Orang Lain: Orang dengan gangguan ini cenderung terus-menerus membandingkan penampilan mereka dengan orang lain, terutama dengan standar kecantikan yang diidealisisasi oleh media.
- Ketidakpuasan yang Mendalam: Meskipun cacat atau kekurangan mungkin tidak signifikan bagi orang lain, penderita merasa sangat tidak puas dan terobsesi dengan hal-hal tersebut.
- Menghindari Situasi Sosial atau Foto: Orang dengan gangguan ini dapat menghindari situasi sosial atau berusaha menghindari difoto karena perasaan tidak nyaman terhadap penampilan mereka.
- Olahraga Berlebihan atau Prosedur Kosmetik: Beberapa penderita mungkin mencoba mengatasi kekhawatiran mereka dengan melakukan olahraga secara berlebihan atau bahkan menjalani banyak prosedur kosmetik.
Gangguan fokus obsesif pada penampilan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup seseorang. Kekhawatiran yang berlebihan dan obsesi ini dapat mengganggu hubungan sosial, kinerja di tempat kerja atau sekolah, serta kesejahteraan emosional. Perawatan yang dianjurkan melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup:
- Konseling atau Terapi: Terapi kognitif perilaku atau terapi kognitif dapat membantu individu mengatasi obsesi dan kecemasan terkait penampilan mereka. Terapis akan membantu menggali akar masalah dan memberikan alat untuk mengatasi pikiran negatif.
- Obat Antidepresan: Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat antidepresan yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi yang terkait dengan gangguan ini.
Mendorong Kesadaran dan Dukungan
Penting untuk meningkatkan pemahaman tentang gangguan fokus obsesif pada penampilan agar stigma terkait penyakit mental dapat dikurangi. Dukungan dari teman, keluarga, serta profesional medis akan membantu individu yang mengalami gangguan ini untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan memulihkan kesejahteraan mental mereka.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"