KONTEKS.CO.ID – Cynophobia, yang berasal dari bahasa Yunani “cyno” yang berarti anjing dan “phobia” yang berarti fobia atau ketakutan yang berlebihan, merujuk pada ketakutan atau fobia yang kuat terhadap anjing. Fobia ini merupakan salah satu fobia spesifik yang umum terjadi dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Bagi mereka yang menderita cynophobia, interaksi dengan anjing atau bahkan hanya membayangkan anjing saja dapat menyebabkan ketakutan yang sangat intens.
Gejala yang dialami oleh individu dengan cynophobia dapat bervariasi, mulai dari rasa cemas, gemetar, jantung berdebar, napas tersengal-sengal, keringat berlebihan, hingga serangan panik. Beberapa orang juga mengalami keinginan untuk melarikan diri dari situasi yang melibatkan anjing.
Penyebab Cynophobia
Dilansir dari berbagai sumber, penyebab pasti cynophobia belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang mungkin berperan termasuk pengalaman traumatis masa lalu yang melibatkan anjing, pengaruh lingkungan dan pola asuh, serta faktor genetik.
Misalnya, seseorang yang pernah mengalami serangan anjing yang mengancam nyawa di masa kecilnya mungkin mengembangkan cynophobia sebagai mekanisme pertahanan diri.
Cynophobia dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan seseorang. Fobia ini dapat membatasi kebebasan dan mobilitas individu yang menderita, karena mereka mungkin menghindari tempat-tempat di mana anjing sering ditemui, seperti taman, jalanan yang ramai, atau bahkan rumah teman yang memiliki anjing.
Hal ini dapat memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang melibatkan anjing, seperti kunjungan ke tempat penitipan hewan atau berinteraksi dengan hewan peliharaan teman.
Penting bagi individu yang mengalami cynophobia untuk mencari bantuan jika fobia ini mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Terdapat berbagai pendekatan yang dapat membantu mengatasi fobia ini, termasuk terapi perilaku kognitif, terapi desensitisasi, dan terapi eksposur.
Terapis yang terlatih dalam mengatasi fobia dapat membantu individu untuk memahami dan mengelola ketakutan mereka secara efektif.
Selain itu, pendekatan yang lebih holistik seperti yoga, meditasi, dan teknik relaksasi juga dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan ketahanan terhadap fobia.
Mengedukasi diri sendiri tentang perilaku dan bahasa tubuh anjing, serta memperoleh pengalaman yang positif dengan anjing secara bertahap dan terkendali, juga dapat membantu mengurangi ketakutan.
Pentingnya dukungan sosial juga tidak boleh diabaikan. Mendiskusikan fobia dengan orang-orang terdekat dan mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat memberikan rasa pemahaman, dorongan, dan motivasi yang diperlukan dalam mengatasi cynophobia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"