KONTEKS.CO.ID – Pertalite kembali disoal. Setelah kenaikan harganya diprotes, media sosial ramai dengan tuduhan bahan bakar subsidi itu boros karena warnanya berubah menjadi lebih keruh.
Terbaru, ada akun Facebook yang membagikan perbedaan gambar antara Pertalite sebelumnya dengan yang sekarang. Pemilik akun menduga perbedaan warna itu membuat BBM subsidi tersebut boros.
PT Pertamina Patra Niaga anak usaha PT Pertamina (Persero) pun angkat bicara. “Sampel yang kami cek masih sesuai spek yang ditentukan oleh pemerintah,” sangkal Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, kepada wartawan.
Terkait warna, dia mengatakan, sejauh ini pemakaian warna hanya untuk sebagai pembeda saja. Contohnya, Pertamax warnanya biru dan Pertalite hijau. Sebenarnya semua jenis BBM berwarna bening.
“Warna yang diberikan pada BBM tidak ada kaitannya dengan boros tidaknya dalam penggunaan BBM. Zat pewarna yang diberikan tidak berpengaruh terhadap performa, kualitas atau spesifikasi BBM,” jelas Irto.
Ditegaskanya, mutu dan spesifikasi Pertalite yang dijual sudah sesuai ketentuan. Sedangkan standar dan mutu Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Batasan dalam spesifikasi sesuai Keputusan Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).
Irto mengutarakan, penguapan bisa berubah lebih cepat kalau temperatur penyimpanan meningkat. Batasan maksimum untuk penguapan Pertalite sebesar 10%, dibatasi maksimal 74 derajat Celsius.
Sedangkan produk Pertalite ada di suhu 50 derajat Celsius. Ini berarti, saat temperatur 50 derajat Celsius, maka bahan bakar murah itu sudah bisa menguap hingga 10%.
Semakin tinggi temperatur, tambah dia, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya. Pertamina pun mengimbau konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop. Ini supaya produk BBM yang didapatkan konsumen terjamin kualitas dan keamanannya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"