KONTEKS.CO.ID – Kadar alkohol berlebih di dalam darah alias mabuk menjadi pemicu kecelakaan fatal berlalu lintas. Untuk mencegahnya, di masa depan, penjualan mobil harus dilengkapi alat pemantau alkohol dalam darah.
Baru-baru ini, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS, menyatakan, mereka harus mengambil tindakan dan menerapkan peraturan yang berlaku. Di antaranya, mengharuskan semua kendaraan yang dijual di AS memiliki sistem khusus pemantau status alkohol dalam darah.
NTSB telah mengirimkan beberapa rekomendasi ke Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional. Meskipun berbagai otoritas telah mencoba untuk mengatur ketentuan alkohol, semua tindakan tidak efektif. Jadi NTSB telah memutuskan untuk memperbaiki situasi melalui teknologi.
Mereka telah menyelesaikan penyelidikan tabrakan yang mengerikan tahun lalu. Ya, kecelakaan yang disebabkan pengemudi mabuk itu menewaskan dua orang dewasa dan tujuh anak-anak.
“Teknologi dapat mencegah kecelakaan yang memilukan ini -sama seperti teknologi dapat mencegah puluhan ribu kematian akibat gangguan mengemudi dan kecelakaan terkait kecepatan yang kita lihat di AS setiap tahun,” ungkap Ketua NTSB, Jennifer Homendy, disitat Giz China. “Kita perlu menerapkan teknologi yang kita miliki di sini, sekarang juga untuk menyelamatkan nyawa.”
Menurut NHTSA, hampir 43.000 orang meninggal di jalanan AS tahun lalu. Ini merupakan jumlah tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Itu sebabnya otoritas terkait telah memutuskan untuk segera menyelesaikan masalah ini dan merek setuju teknologi benar-benar bisa berguna.
NTSB berpikir bahwa mobil yang dijual di AS harus dilengkapi dengan sistem built-in. Sistem ini harus mendeteksi apakah pengemudi telah menggunakan alkohol dan kondisi mereka saat mengemudi.
Selain itu, sistem tersebut dapat bekerja dengan teknologi pemantauan pengemudi yang canggih. Setelah selesai, ini akan menjadi metode yang sempurna untuk mencegah kecelakaan.
Terlepas dari ini, agensi menyarankan pembuat mobil untuk memasukkan sistem, yang akan mencegah tabrakan terkait kecepatan. NHTSA telah mengerjakan rekomendasi semacam itu sejak 2012. Tapi baru sekarang bisa diadopsi ke dalam mobil. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"