KONTEKS.CO.ID – Krisis energi dan kerusakan lingkungan memanggil Safira Nasywa Mujahidah untuk melakukan riset baterai pada mobil listrik.
Penelitian terhadap baterai listrik membuat siswi kelas XII MIPA 8, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur ini diganjar Medali Emas bidang Matematika, Sains, dan Teknologi (MST) pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2022.
Safira, panggilan akrabnya, dalam ajang ini mengangkat penelitian dengan judul “ALGR01: Sel Baterai Ion-Aluminium Katoda Grafena Polyethylene Terephthalate Mewujudkan Era Mobil Listrik yang Lebih Baik”.
“Alhamdulillah, riset Sel Bateri Ion yang dikembangkan di MAN 2 Kota Malang meraih medali emas pada OPSI 2022,” kata Safira di sekolahnya, baru-baru ini.
Melansir laman Kemenag, ide riset berawal dari masifnya kabar di media massa tentang krisis energi dan kerusakan lingkungan karena penggunaan BBM fosil yang tak belum tergantikan. Persoalan itu menuntut semua pihak segera mengaplikasikan resolusi komprehensif. Salah satu solusinya ialah mewujudkan revolusi kendaraan listrik.
Tetapi kendaraan listrik masih menjadi kontroversi di tengah konsumen. Ini dikarenakan harganya yang terlampau mahal, kualitas kemudi yang tidak sebanding kendaraan BBM, serta adanya potensi kecelakaan ledakan baterai yang masih tinggi.
“Karenanya, perlu improvisasi material aktif dari baterai. Misalnya, penggunaan material aktif nanopartikel bernama grafena,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, grafena adalah alotrop karbon dengan bentuk hexagonal satu lapis karbon dengan konduktivitas, stabilitas termal, dan spontanitas listrik yang baik. Luas permukaannya besar sehingga kapasitas lebih besar dengan massa lebih ringan.
Hanya aplikasi grafena di baterai mobil listrik dianggap justru akan menambah beban biaya produksi. Sebab, di tahun 2020 saja, 1 gram grafena harganya dipatok Rp15 jutaan.
“AlGr01 ialah sel baterai dengan katoda grafena limbah PET. Interaksinya dengan ion-Aluminium menjadikan AlGr01 baterai dengan biaya produksi termurah dan terbaik,” klaim Safira.
Substansi Polyethylene Terephtalate (PET) dijadikan pilihan lantaran sebagai sumber karbon berupa limbah plastik dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. PET juga memiliki rantai alifatik yang baik, sehingga menjadi sumber karbon yang bagus untuk dilakukan depolimerisasi.
Reaksinya dengan ion-Aluminium menjadikan AlGr01 memiliki spontanitas kelistrikan 3 kali lebih baik daripada Lithium. Jumlahnya juga lebih melimpah dan stabilitas isotopnya yang lebih baik.
Safira menjelaskan, dengan AlGr01 pada sistem baterai kendaraan listrik, maka akan terwujud produk dengan kualitas lebih baik. “Biaya produksi lebih murah, ramah lingkungan, dan dapat mewujudkan pula era kendaraan listrik yang lebih baik,” ungkapnya.
Safira tertarik mengambil tema riset di atas lantaran ingin berkontribusi pada perwujudan revolusi hijau dan sesegera mungkin.
Kepala MAN 2 Kota Malang, M Husnan, mengatakan, penelitian Safira suskes mengalahkan peserta dari berbagai sekolah di Tanah Air. OPSI 2022 terdiri dari sejumlah tahapan, mulai dari seleksi belasan ribu proposal selama 2 bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"