KONTEKS.CO.ID – Pembelian BBM subsidi dibatasi kabarnya sudah berlaku di Kota Pemalang. Warga di sana sudah merasakan pembatasan membeli Pertalite.
Pembatasan yang SPBU Pertamina lakukan bukan berdasarkan pendaftaran di aplikasi atau berdasarkan kapasitas cc mesin.
Pembelian BBM subsidi dibatasi berdasarkan jam operasional. Sejumlah SPBU Pertamina di Kota Pemalang memberlakukan pembelian Pertalite hanya bisa warga lakukan pada malam hari.
Mengutip pemberitaan situs berita setempat, konsumen hanya bisa mengakses BBM subsidi Pertalite pada pukul 21.00 – 06.00 WIB. Masyarakat Pemalang pun marah dengan kondisi tersebut.
Salah satunya Bera Rema. Warga yang tinggal di Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kota Pemalang itu tidak bisa mendapatkan penjelasan yang terang benderang dari petugas SPBU saat mencari tahu alasan pembatasan ini.
“Semua SPBU di (Kota) Pemalang yang saya tahu sudah membatasi pembelian Pertalite. Mulai jam 9 malam sampai jam 6 pagi,” ungkap Bera, mengutip situs “Bulat”, Rabu 10 Juli 2024,
“Saya tanya petugasnya, ia bilang BBM (Pertalite) habis. Tapi waktu saya tanya lebih lanjut, mereka tidak bisa menjelaskannya,” tambahnya.
Wara mengkritisi alasan pembatasan pembelian Pertalite. Sebab sampai sekarang belum ada pengumuman resmi dari pemerintah.
Sementara itu, petugas SPBU yang beroperasi di Jalan Gatot Subroto, dekat RSUD Pemalang, membenarkan adanya pembatasan waktu pembelian Pertalite.
“(Jadi) benar pembelian Pertalite waktunya terbatasi, hanya dari pukul 21.00 sampai 06.00 WIB,” bebernya. Hanya ia tidak mengetahui alasannya.
Pembelian BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus 2024
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengirimkan sinyal pembeli BBM subsidi akan pemerintah batasi.
Pembatasan ini terkait prediksi melebarnya angka defisit APBN 2024. Seperti Konteks beritakan, sepanjang semester 1 tahun ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun ini sudah tekor Rp77,3 triliun.
Dengan demikian, APBN dalam 6 bulan terakhir sudah mengalami defisit 0,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun memproyeksikan defisit sampai akhir tahun ini di kisaran 2,70% terhadap PDB. Atau menjauh dari patokan APBN 2024 sebesar 2,29%.
“Defisit APBN tahun 2024 terproyeksi akan lebih besar dari target yang telah tertetapkan, menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan dan keseimbangan anggaran negara,” tulis Luhut di akun Instagram pribadinya, @luhut_panjdjaitan, terlihat Selasa 9 Juli 2024.
Untuk itu, pihaknya berharapnya pada 17 Agustus 2024 nanti masyarakat yang tak berhak mendapatkan BBM subsidi jumlahnya bisa berkurang. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"