KONTEKS.CO.ID – Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan, menegaskan, pemberitahuan sistem tilang elektronik (ETLE) melalui aplikasi WhatsApp masih dalam sosialisasi.
Dengan demikian penggunaan aplikasi perpesanan instan tersebut belum pada tahap eksekusi.
Penegasan itu Aan Suhanan sampaikan menanggapi ramainya respons terkait kebijakan surat pemberitahuan tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang terkirim melalui pesan WhatsApp di masyarakat.
Menurut Kakorlantas, pemberitahuan sistem tilang ETLE melalui WhatsApp masih dalam tahap sosialisasi. Selain itu penerapannya perlu terlakukan assessment lebih lanjut.
“Pengiriman surat konfirmasi melalui WhatsApp ini masih apa ya, sosialisasi. Ya kita akan melakukan dulu assessment serta penetrasi tes. Kita meyakinkan, memastikan itu aman,” ungkap Irjen Pol Aan Suhanan, mengutip Kamis 9 Mei 2024.
Ia mengelaskan, penggunaan aplikasi masih belum aman dan terkadang tersalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Karena itu, ada kekhawatiran menimbulkan masalah seperti pembajakan atau scam alias penipuan siber.
“Karena WhatsApp ini kan rentan seringkali ada APK terjadi penyalahgunakan oleh oknum-oknum. Nanti kami pastikan security-nya ya. Jadi tidak ujug-ujug kami berlakukan,” ungkap Irjen Pol Aan Suhanan.
Konsep pemberitahuan tilang digital melalui WhatsApp membutuhkan pakar teknologi. Sebab butuh keamanan agar pelaksanaannya menjadi aman.
“Jadi kita akan assessment ini nanti kita mungkin satu dua bulanlah. Kita melibatkan sjeumlah ahli IT ya, sehingga kalaupun nanti ada itu dipastikan aman,” janjinya.
Aan menambahkanm nantinya jika kebijakan telah teradopsi, Korlantas berencana menggunakan nomor resmi khusus untuk menginformasikan kepada masyarakat. Hal itu demi mengantisipasi kecurangan saat terjadi pelanggaran tilang elektronik.
“Kalau nanti ini lulus tes, kami assessment lulus juga tentu akan menggunakan nomor khusus WhatsApp dari kita. Jadi jelas official dari Korlantas Polri. Tidak menggunakan nomor kayak kemarin dari Polda Metro. Itu sangat tidak terekomendasikan, jadi nanti dipastikan amanlah. (Dan) kalau tidak aman kita tidak akan rekomendasikan WhatsApp,” paparnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"