KONTEKS.CO.ID – Pembalap MotoGP kecam keamanan trek MotoGP Portugal 2023 jelang sprint race Sabtu, 25 Maret 2023 malam WIB.
Pembalap MotoGP kecam keamanan trek MotoGP Portugal 2023 usai Pol Espargaro mendapat cedera memar dan patah di beberapa bagian tubuhnya pada P2.
Sejumlah pembalap MotoGP telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang keselamatan Sirkuit Internasional Algarve menyusul kecelakaan brutal Pol Espargaro di sesi latihan kedua (P2) MotoGP Portugal 2023.
Seperti diketahui, pembalap Tech3 GASGAS tersebut – Pol Espargaro – mengalami benturan keras saat memasuki Tikungan 10 jelang akhir sesi P2 MotoGP Portugal 2023 dan dengan keras memantul melewati kerikil sebelum membentur penghalang.
Espargaro dirawat di pinggir trek oleh staf medis sebelum dimasukkan ke ambulans untuk dibawa ke pusat medis, setelah itu dia diterbangkan ke rumah sakit di dekat Faro.
Pembaruan dari dokter MotoGP, Angel Charte, mengungkapkan Espargaro baik-baik saja secara neurologis tetapi menderita memar parah di paru-parunya, serta patah rahang, dan trauma patah/retak tulang belakang.
Kecelakaan Espargaro adalah insiden besar kedua yang terjadi dalam waktu dua tahun di Portugal, setelah Jorge Martin dari Pramac menderita banyak cedera pada MotoGP Portugal 2021.
Selama tes pra-musim, kecelakaan yang dialami Fabio Di Giannantonio dari Gresini membuatnya mengalami gegar otak dan tidak dapat berkendara pada hari terakhir tes Portimao – dengan pembalap Italia itu menghantam jebakan kerikil ‘seperti dinding’ yang mengelilingi trek Algarve.
Ukuran batu kerikil adalah titik aman yang diangkat oleh juara dunia bertahan Francesco Bagnaia tahun lalu, yang mengatakan insiden Espargaro pada Jumat, 24 Maret 2023, dapat dihindari seandainya masalah ini diselesaikan ketika para pembalap awalnya bertanya.
“Untuk Red Flag yang pertama, oke, tapi yang kedua mungkin seharusnya tidak ada,” beber Bagnaia seperti dilaporkan oleh Motorsport.
“Karena tanpa kerikil, ini bukan bendera merah. Itu adalah tabrakan yang hebat, tapi tidak sebesar (itu) karena ketika Pol tiba di kerikil, dia mulai berakselerasi (meluncur),” imbuh pembalap Ducati tersebut.
“Saya pikir di sana air fence lebih kecil atau bahkan tidak ada. Sudah empat tahun kami meminta untuk mengubah keamanan trek ini, karena pertama kali kami tiba di sini bersama tim saya, saya mengirim gambar kerikil ke Franco Uncini (mantan Direktur Keselamatan FIM) karena terlalu besar,” kata sang juara bertahan.
“Ukuran kerikilnya tidak normal. Tahun lalu, ketika saya membawa kerikil ke garasi (setelah terjatuh) semua orang tersenyum kepada saya dan menertawakan saya atas apa yang saya lakukan,” ucap pembalap 26 tahun itu.
“Dan tidak ada yang berubah, sampai jatuhnya Diggia (Di Giannantonio), yang sudah terlambat, karena jatuhnya Martin (di tahun 2021) cukup mudah dipahami bahwa ada masalah,” tukas pembalap asal Italia tersebut.
Kecelakaan Espargaro juga mengungkapkan tidak ada air fence (pagar balon) di depan penghalang ban di Tikungan 10, yang memicu kemarahan kedua pembalap pabrikan Honda.
Marc Marquez berkata: “Mereka perlu memasang air fence (di sana), mereka harus memasangnya besok (Sabtu, 25 Maret 2023). Bukan tahun depan, tapi besok (hari ini).”
Rekan setimnya Joan Mir menggemakan komentar Marquez, sambil mencatat bahwa dia merasa bukan tugas pembalap untuk membuat setiap peningkatan keselamatan yang diperlukan.
“Apa yang terjadi hari ini (kemarin) dengan Pol – saya harap dia baik-baik saja – sulit dipercaya tidak ada air fence. Namun bukan tugas saya untuk memikirkan tempat-tempat berbahaya di trek,” ujar Joan Mir.
“Orang yang bertanggung jawab atas hal-hal ini harus tahu bahwa tidak ada cukup area run-off dan memasang air fence di sana. Ini adalah tempat yang berbahaya, kita tidak bisa menunggu hal-hal ini terjadi (untuk perubahan yang akan dilakukan),” kata Mir lagi menjelaskan.
“Saya setuju (dengan Marc Marquez), dan sebagai pembalap Anda banyak berpikir dan mungkin Anda bisa mengatakan sesuatu (tentang keselamatan) tetapi sebenarnya itu bukan tugas kami. Tugas kami adalah mengendarai motor MotoGP dengan kecepatan 350km/jam dan mengalahkan semua baj***** ini,” papar Mir setengah membanyol.
“Ini pekerjaan saya, saya juga tidak bisa memikirkan keselamatan. Dalam komisi keselamatan kami membuat beberapa pendapat tentang apa yang terjadi pada hari Jumat atau tahun-tahun sebelumnya. Tapi kami tidak bisa tetap 100 persen fokus pada itu. Ketika saya melihat Pol menabrak tembok dan tidak ada pagar udara di sana, saya terkejut,” tutur juara dunia MotoGP 2020 bersama Suzuki itu.
Aleix Espargaro, yang biasanya blak-blakan tentang masalah keselamatan di MotoGP, mengatakan dia tidak marah saat ini walau adik kandungnya jadi korban, dan menambahkan: “Kami akan punya waktu untuk menyalahkan seseorang, tapi sekarang saya sedikit khawatir (tentang saudara saya).”***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"