KONTEKS.CO – Ganda putra Indonesia juara All England 2023. Apa rahasia suksesnya? Simak ulasannya di dalam artikel berikut ini.
Ganda putra Indonesia juara All England 2023. Tak hanya itu, bahkan dua pasangan Indonesia menciptakan All Indonesian Final.
Di final All England 2023 nomor ganda putra, tersaji All Indonesian Final kala Fajar Alfian/Rian Ardianto sebagai unggulan pertama dan peringkat nomor satu dunia, berjumpa seniornya di pelatnas Cipayung yang juga unggulan ketiga, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Di gim pertama, Fajar/Rian unggul 21-17 dalam tempo 14 menit. Pada gim kedua, Fajar/Rian menutup pertandingan dengan kemenangan 21-14 usai bertarung 17 menit.
Sebelum pertandingan berakhir, Mohammad Ahsan mengerang kesakitan sambil memegangi lutut kirinya.
Walau wasit sempat mengumumkan retired, tapi Ahsan bersikeras melanjutkan laga dengan sempat melakukan dua pukulan sebelum kalah dalam tempo 31 menit.
Ini merupakan gelar juara All England perdana buat Fajar Alfian/Rian Ardianto sekaligus menegaskan bahwa ganda putra Indonesia memang jadi tumpuan prestasi di All England.
Perlu diketahui, sepanjang 67 tahun keikutsertaan Indonesia di All England, Indonesia sudah meraih 50 gelar.
Dari total 50 gelar yang diraih Indonesia di All England sejak 1956, 23 di antaranya disumbangkan dari sektor ganda putra.
Gelar Fajar/Rian terbilang spesial, karena menjadi gelar ke-50 Indonesia di All England.
Adapun ini menjadi back-to-back All Indonesian Final sektor ganda putra di All England setelah tahun lalu juga mencatatkan hal serupa, kala Bagas Maulana/Shohibul Fikri mengalahkan Ahsan/Hendra.
Lalu, apa kunci kesuksesan ganda putra mendulang sukses di ajang bulutangkis tertua di dunia ini?
Simak hasil wawancara dengan pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat, seperti dilaporkan Tim Humas dan Media PP PBSI:
Bagaimana anda bisa membaca pola permainan lawan dengan cepat lalu memberikan instruksi-instruksi detail saat interval atau jeda antar gim?
Aryono: “Sebelum pertandingan pastinya kami menganalisa dulu permainan lawan lewat rekaman video.”
“Nanti itu kadang-kadang berubah saat jalannya pertandingan, di sinilah kami harus jeli melihat perubahan-perubahan itu.”
“Sebenarnya yang harus fokus itu bukan hanya pemain tapi kami juga. Jadi pelatih tidak boleh tegang, kalau tegang biasanya tidak bisa berpikir jernih.”
Ahsan/Hendra ke final All England dua tahun berturut-turut, menurut anda apa kunci mereka tetap bisa di level atas hingga saat ini?
Herry IP: “Menurut saya, mereka sudah mapan, sudah matang dalam segala hal. Tanggung jawab sebagai seorang ayah kepada keluarga, itu yang lebih kuat.”
“Bagaimana mereka harus menafkahi keluarga dan memikul tanggung jawab besarnya itu yang membuat mereka bisa sampai sekarang masih konsisten.”
“Saya sama mereka sekarang sudah seperti saya berbicara ke adik, tidak selalu bicara teknis.”
“Surprise melihat mereka bisa ke final lagi apalagi di perempat final dan semifinal pertandingan hidup-mati mereka, bisa lolos itu luar biasa banget.”
Aryono: “Ahsan/Hendra sangat berpengalaman dan luar biasa saya melihatnya mereka bisa kembali ke final.”
“Pengalaman itu membuat mereka bisa melakukan apa saja dalam satu pertandingan. Ketenangan, fokus dan determinasinya juga masih prima.”
Fajar/Rian tahun lalu terhenti di babak 32 besar, tahun ini progress sampai final. Apa perkembangan paling pesat dari Fajar/Rian sejauh ini?
Herry IP: “Kalau dari teknis, Fajar/Rian lebih matang dan safe. Penempatan bola dan lain sebagainya. Sebelumnya kan mereka terkenal sering melakukan kesalahan sendiri baik Fajar maupun Rian juga.”
“Kalau dari mental, ya mereka kelihatan lebih percaya diri. Di All England ini kelihatan sedikit goyah saat babak pertama tapi mereka bisa keluar dari tekanan.”
“Dan saya melihat sudah mulai konsisten, dari tahun lalu ke tahun ini walau dikasih tanggung jawab sebagai ujung tombak Indonesia dan pemain ranking satu dunia tapi mereka bisa lepas dari tekanan. Itu perubahan signifikan dari mereka.”
Aryono: “Fajar itu tipikal pemain yang semuanya dibawa enjoy tapi jiwa tidak mau kalahnya besar.”
“Saat juara di Malaysia Open dan menjadi pemain nomor satu dunia, kepercayaan dirinya naik dan pintar menganalisa permainan. Untuk Rian sekarang dia mulai bisa konsisten permainannya.”
Sinergitas Herry IP dengan Aryono Miranat seperti apa? Hingga bisa membawa ganda putra ke kejayaan?
Herry IP: Saya sama Aryono sudah cukup lama bersama, dari tahun 2001 kalau tidak salah. Sempat pisah sebentar terus balik lagi.”
“Kerjanya sudah kompak, sudah saling percaya. Karakternya juga saya klop, saya senang dengan dia. Aryono bisa mengisi kekurangan saya dan begitu juga sebaliknya.”
Aryono: “Herry sebagai Head Coach, saya sebagai asisten secara pekerjaan sudah mengerti masing-masing.”
“Kami banyak diskusi dan menganalisa permainan dan nyambung. Kami juga sudah berteman lama jadi sudah klik saja begitu.”
All England sudah, tapi di depan mata sudah menanti Race to Olympic, apa pesan Anda untuk anak-anak ganda putra menuju ke sana?
Herry IP: Sama-sama kami tanggung bersama. Jangan semua dibebankan ke pemain.”
“Saya, Aryono dan pelatih fisik Yansen (Alpine) juga harus kerja lebih berat lagi untuk mewujudkan target yang lebih berat yang sudah menunggu di depan mata.”
“Fisik dan teknik tidak bisa jalan sendiri-sendiri, harus bersinergi jadi suasana latihan tidak terpaksa. Bebannya bukan beban individu tapi beban bersama, beban tim ganda putra.” (*)
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"