KONTEKS.CO.ID – Dani Pedrosa bicara kunci dominasi Ducati di MotoGP 2022 hingga penyebab KTM kurang galak musim ini, plus solusi pada RC16 untuk MotoGP 2023.
Tiga pekan setelah gelaran seri terakhir MotoGP 2022 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, yang diikuti tes pramusim MotoGP 2023 di tempat yang sama, pembalap tes KTM Dani Pedrosa berbicara dalam wawancara eksklusif dengan Speedweek.
Menjalani musim keenamnya di MotoGP, KTM terbilang moncer. Mereka merebut dua gelar seri, yaitu di GP Indonesia dan GP Thailand melalui Miguel Oliveira. Namun dua-duanya berlangsung dalam kondisi basah.
Selain itu pabrikan yang bermarkas di Mattighofen, Austria tersebut merebut tiga podium kedua, masing-masing di GP Qatar, GP Jepang, dan di GP Valencia. Ketiganya disumbangkan Brad Binder.
Binder finis di peringkat keenam klasemen pembalap MotoGP 2022. Sedangkan Oliveira di urutan 10.
Sementara dua pembalap dari tim satelit mereka (Tech3 KTM Factory Racing), yaitu Raul Fernandez serta Remy Gardner finis di posisi 22 dan 23 klasemen akhir pembalap MotoGP 2022. Keduanya finis enam kali di 15 besar.
Untuk klasemen pabrikan, KTM menempati urutan empat di MotoGP 2022. Tapi di klasemen tim, mereka finis runner-up di bawah Ducati.
Sebagai perbandingan dengan MotoGP 2021, maka KTM hampir semuanya mengalami peningkatan prestasi di MotoGP 2022. Pada MotoGP 2021, Binder memang finis keenam, tapi dia bisa mencuri satu gelar seri. Pun dengan Oliveira yang memenangkan lomba GP Catalunya.
Sedangkan di klasemen pabrikan MotoGP 2021, KTM finis kelima dan di klasemen tim, mereka terpaku di urutan keenam.
Walau telah mengalami peningkatan prestasi, KTM belum bisa konsisten di lima besar setiap balapan. Motor KTM RC16 masih belum kompetitif di sejumlah sirkuit dan kesulitan mempertahankan race pace dengan rivalnya.
Masih adakah kepingan yang hilang dari KTM untuk bersaing serius jadi penantang gelar?
“Para pembalap KTM tahu betul titik lemah motor RC16. Mereka secara konstan kesulitan saat bersaing di baris depan di semua sirkuit. Terkadang mereka juga kesulitan di babak kualifikasi. Ini tidak mudah bagi para teknisi untuk menemukan solusi, karena mereka tidak menunggangi motor dan mereka tidak tahu apa yang terjadi di lintasan dan apa yang bisa dijadikan kemungkinan jawabannya,” urai Pedrosa.
Apakah time attack (di babak kualifikasi) menjadi salah satu utama RC16 yang membuat para pembalap KTM harus berjuang ekstra merebut posisi dalam lomba?
“Jika kita lihat dua tahun belakangan, babak kualifikasi sering menjadi titik kelamahan kami. Anda bisa lihat para pembalap Ducati lebih mudah mencatat waktu satu detik lebih cepat saat memakai ban soft (lunak) baru. Dan dengan delapan motor di trek, pembalap tim lain lebih sulit untuk melaju ke baris depan karenanya,” imbuh Pedrosa yang kini berusia 37 tahun.
“KTM (pembalap dan motor RC16) lebih mudah mengontrol dengan ban bekas, tapi kami tidak bisa meningkatkan catatan waktu dengan ban baru. Itulah yang menghalangi kami dari mencapai posisi start di baris depan. Anda tahu ada masalah dengan ban depan (cepat panas) saat mengikuti pembalap di depan. Tekanan ban meningkat dan grip berkurang, hingga menyebabkan pembalap tak mampu mengembalikan posisi,” ulas pembalap asal Sabadell, Spanyol itu.
So, hubungan antara motor dengan ban jadi faktor fundamental, penentu arah kejuaraan?
“Ban adalah kunci. Ada trek yang lebih cocok dengan kompon ban tertentu yang digunakan motor tertentu. Sedangkan di trek lainnya, kompon ban lain lebih cocok dengan motor pabrikan lain.”
“Di sisi lain, Ducati diuntungkan dengan kondisi tersebut karena memiliki jumlah motor terbanyak di trek (8). Mereka juga menggunakan ban lebih baik daripada pesaingnya. Mungkin mereka telah menemukan keseimbangan yang lebih baik antara penggunaan ban hard (keras) dan ban soft yang menyebabkan mereka mampu mengatasi situasi balapan lebih baik.”
Apakah dengan kehadiran Jack Miller menemani Brad Binder, juga dengan merekrut sejumlah teknisi baru dari Ducati dan Suzuki pada MotoGP 2023 membuat KTM optimistis?
“Saya yakin konsistensi kami akan meningkat bila kami mendapat posisi start lebih baik – seraya mengingatkan pentingnya meraih peningkatan performa di babak kualifikasi – sebagai salah satu elemen kunci. Kami telah menemukan dua area masalah yang menyebabkan kami kesulitan di babak kualifikasi dan saya berharap kami dapat menemukan solusi dari salah satu masalah kami untuk MotoGP 2023.”
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"