KONTEKS.CO.ID – Prancis telah meminta sekutu-sekutu asingnya untuk mengirimkan beberapa ribu anggota pasukan keamanan untuk membantu menjaga Olimpiade Paris 2024.
“Beberapa negara asing akan memperkuat kami di area-area kritis tertentu, seperti kemampuan penanganan anjing pelacak yang sangat dibutuhkan,” kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan kepada AFP, tanpa menyebut nama.
Pejabat tersebut tidak mengatakan berapa banyak tentara asing yang akan berada di tanah Prancis, tetapi Menteri Pertahanan Polandia, Wladyslaw Kosiniak-Kamysz, mengonfirmasi negaranya bergabung dengan “koalisi internasional yang dibentuk oleh Prancis” untuk Olimpiade.
Seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan secara terpisah bahwa Paris telah meminta 46 negara sekutunya untuk mengirimkan 2.185 bala bantuan polisi.
Kedua pejabat tersebut mengecilkan arti penting dari permintaan bantuan asing tersebut.
“Ini adalah langkah klasik bagi negara tuan rumah menjelang penyelenggaraan acara-acara besar,” kata pejabat Kementerian Dalam Negeri, yang tidak mau disebutkan namanya.
Pengamanan Olimpiade Paris membuat kekuatan domestik Prancis makin membengkak, dengan adanya serangan di sebuah gedung konser di Moskow.
“Ancaman teroris itu nyata, sangat kuat,” kata Perdana Menteri Prancis, Gabriel Attal, kepada para wartawan, tengah pekan ini.
Hingga 45 ribu polisi dan Gendarmeri Prancis akan dikerahkan setiap hari selama Olimpiade, sementara 18 ribu tentara juga diperkirakan akan dikerahkan, menurut angka pemerintah.
Sebanyak 18.000-22.000 petugas keamanan swasta lainnya akan berada di lapangan selama Olimpiade berlangsung, yang berlangsung dari tanggal 26 Juli-11 Agustus 2024.
Permintaan bantuan asing adalah “untuk pengalaman para penonton, untuk menjawab tantangan kapasitas Olimpiade dan untuk memperkuat kerja sama internasional,” kata pejabat Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Pada Maret ini, Jerman mengatakan bahwa mereka akan mengirim polisi yang tidak disebutkan jumlahnya ke Prancis untuk Olimpiade, sementara pasukan Prancis akan bertuas di Jerman untuk Euro 2024 pada Juni dan Juli.
Di sisi lain, penyelenggara Olimpiade Prancis telah menghadapi pertanyaan yang terus-menerus atas keputusan mereka untuk mengadakan upacara pembukaan di luar stadion untuk pertama kalinya.
Para atlet akan berlayar menyusuri sungai Seine dengan armada perahu dalam sebuah acara yang dibuat untuk TV. Pilihan ini ditentang oleh beberapa pejabat keamanan karena akan menyulitkan polisi.
Jumlah penonton untuk upacara ini telah berkurang secara signifikan, tetapi 326 ribu orang diperkirakan akan hadir dengan tiket, sementara ratusan ribu lainnya diperkirakan akan hadir di jalanan atau menonton dari jendela yang menghadap ke jalur air.
Pasukan keamanan Prancis menyaring hingga satu juta orang sebelum pertandingan, termasuk atlet dan orang-orang yang tinggal di dekat infrastruktur utama, menurut Kementerian Dalam Negeri.
Prancis berada dalam status siaga teror tertinggi pada hari Minggu lalu menyusul serangan di Moskow.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"