KONTEKS.CO.ID – Aldila Sutjiadi/Miyu Kato didiskualifikasi dari Prancis Terbuka 2023 gara-gara hal sepele. Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Aldila Sutjiadi/Miyu Kato didiskualifikasi dari Prancis Terbuka 2023 gara-gara memukul bola ke arah gadis pemungut bola (ball girl) plus dipanas-panasin lawan.
Kronologi Aldila/Kato didiskualifikasi
Pasangan ganda putri Indonesia/Jepang, Aldila Sutjiadi//Miyu Kato didiskualifikasi dari Grand Slam French Open 2023 setelah Miyu Kato memukul gadis pemungut bola dengan bola.
Kejadian berawal di sela-sela poin, saat Kato mengirim bola melintasi lapangan ke arah gadis pemungut bola, mengenai bahunya dan membuatnya tampak tertekan.
Kato awalnya diberi peringatan oleh wasit. Tetapi setelah protes dari lawan mereka, yakni Marie Bouzkova dan Sara Sorribes Tormo, mereka didiskualifikasi.
Kato kemudian meminta maaf kepada gadis bola di Twitter. Kato, petenis peringkat 31 dunia di nomor ganda, meninggalkan lapangan sambil menangis dan dihibur oleh rekannya dari Indonesia Aldila Sutjiadi.
“Saya ingin meminta maaf dengan tulus kepada pemungut bola, pasangan saya, dan pendukung saya karena kecelakaan yang tidak menguntungkan hari ini,” tulis Kato.
“Itu sama sekali tidak disengaja. Akibatnya, saya dihukum oleh Roland Garros dengan kehilangan hadiah uang dan poin saya,” imbuhnya.
Aldila/Kato coba banding
Aldila/Kato lantas mencoba mengajukan kasus mereka kepada ofisial French Open di lapangan, dengan mengatakan bahwa itu tidak disengaja, dan Kato mendatangi ball girl untuk meminta maaf secara langsung.
Adapun seorang ofisial di lapangan membandingkan insiden itu dengan diskualifikasi Novak Djokovic dari AS Terbuka 2020.
“Jika Anda memukul seseorang dan mereka cedera, maka Anda bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Bahkan jika Anda tidak bersungguh-sungguh, Anda masih bertanggung jawab atas tindakan itu,” tambahnya.
Alasan Bouzkova/Sorribes lakukan protes
Petenis Republik Ceko, Bouzkova, dan petenis Spanyol, Sorribes, merebut set pertama dengan skor 7-6 (7-1) pada laga babak ketiga ini, tetapi laga terhenti pada kedudukan 3-1 pada set kedua ketika insiden itu terjadi.
Penonton mencemooh keputusan untuk mendiskualifikasi unggulan ke-16, yang mendapat tepuk tangan di luar lapangan.
Usai pertandingan, Bouzkova menjelaskan mengapa dia dan Sorribes Tormo melakukan protes kepada wasit.
“Ini sulit. Gadis itu menangis selama 15 menit. Saya pikir peringatan itu pertama kali terjadi karena dia (wasit) tidak melihat dia menangis dan dia kesakitan seperti itu,” ujar Bouzkova.
“Kami mengatakan kepadanya (wasit) bahwa dia harus melihat lebih dalam karena gadis itu menangis dan bola langsung mengarah padanya, itu bukan bola yang lebih lambat. Kami memberi tahu mereka (Kato dan Sutjiadi) itu sangat disayangkan.”
Sesuai aturan ITF
Menurut aturan Federasi Tenis Internasional (ITF), “Pemain tidak boleh dengan kekerasan, berbahaya atau dengan amarah memukul, menendang atau melempar bola tenis di dalam lingkungan tempat turnamen kecuali dalam mengejar poin selama pertandingan (termasuk pemanasan)”.
ITF mendefinisikan penyalahgunaan bola sebagai “memukul bola dengan sengaja di luar kandang lapangan, memukul bola dengan berbahaya atau sembrono di dalam lapangan atau memukul bola dengan mengabaikan konsekuensinya”.
Terserah kebijaksanaan wasit dan Pengawas Grand Slam jika suatu insiden memerlukan satu peringatan, yang sering terlihat selama pertandingan, atau default dari acara tersebut.
Pada hari Sabtu di tunggal putri, Mirra Andreeva yang berusia 16 tahun menerima pelanggaran kode, sesuai aturan Grand Slam, pada tie-break set pertamanya melawan Coco Gauff ketika dia memukul bola ke arah penonton dan mengenai penonton, meskipun petenis nomor 147 dunia itu bisa saja didiskualifikasi jika wasit Timo Janzen menganggapnya lebih serius.
“Tepat setelah saya berpikir bahwa itu adalah langkah yang sangat bodoh karena tidak perlu melakukan itu,” kata Andreeva.
“Benar-benar buruk apa yang saya lakukan. Saya berpikir saya didiskualifikasi, tapi wasit hanya memberi saya peringatan,” kata sang petenis Rusia lagi.
Sebelumnya pada 1995, mantan petenis nomor satu Inggris Tim Henman didiskualifikasi karena insiden serupa selama Wimbledon.
Henman, 20 tahun saat itu, secara tidak sengaja memukul gadis pemungut bola dengan bola yang salah arah saat pertandingan ganda putra.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"