KONTEKS.CO.ID – Bupati Indramayu Nina Agustina akhirnya bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait permohonan pengunduran diri Lucky Hakim. Lucky Hakim mundur dari jabatan Wakil Bupati Indramayu dengan alasan gagal mengemban amanah masyarakat.
Menurut pengamat politik Panel Survei Indonesia (PSI) Ahmad Loksukon, permohonan pengunduran Lucky Hakim jangan dibiarkan berlarut karena akan mengganggu pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat Indramayu.
“Jangan sampai merugikan pelayanan masyarakat Indramayu,” kata Ahmad dalam keterangan tertulis, Rabu 22 Februari 2023.
Selain itu, secara politik bila hal ini dibiarkan berlarut akan merugikan Partai Gerindra sebagai pengusung. Apalagi jelang Pemilu 2024.
“Akan merugikan Gerindra, yang nantinya dianggap kepala daerah yang diusung Gerindra setelah jadi kepala daerah bermental tempe,” ujarnya.
Ia mengatakan, kemenangan pasangan Nina-Lucky di Pilkada Indramayu beberapa waktu lalu karena faktor partai pengusung PDIP dan Gerindra, bukan faktor tunggal Lucky Hakim sebagai selebritis.
“Sebab warga Indramayu lebih memilih sosok Nina – Lucky karena lawannya bagian dari dinasti politik di Indramayu,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menilai munculnya konflik antara Bupati Indramayu, Nina Agustina dan Wakilnya Lucky Hakim karena adanya matahari kembar.
Ujang mengatakan, banyak faktor lain yang menyebabkan mundurnya Lucky Hakim sebagai Wakil Bupati Indramayu, seperti ketidaknyamanan wabup terhadap bupatinya. Atau kemungkinan wakil bupati tidak bisa mengikuti arahan dari bupati sehingga tidak berjalan.
Lebih lanjut Ujang menyebutkan bahwa kejadian seperti ini adalah hal biasa di dalam dunia politik.
“Ya kejadian ini hal yang wajar terjadi di dalam dunia politik dimana awalnya maju bersama akhirnya ada perbedaan pandangan politik dalam mengurus masyarakat Indramayu, ” ucapnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"