KONTEKS.CO.ID – Pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada Kamis sore, 26 Januari 2023, menimbulkan reaksi publik saat suhu politik mulai memanas jelang Pemilu 2024.
Banyak dugaan, pertemuan empat mata dadakan ini dikaitkan dengan proses reshuffle kabinet. Utamanya akibat manuver pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden dari Partai Nasdem yang dilakukan oleh Surya Paloh.
Bahkan ini dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap koalisi Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Menurut Direktur Eksekutif Strategi Institute, Mahendra Uttunggadewa, kepada konteks.co.id, Senin, 27 Januari 2023, kondisi ini tentu disikapi oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mahendra yang akrab disapa Dandhi menyampaikan, manuver SBY, tentunya lewat statemen AHY, bahwa dukungan Demokrat kepada Anies malah membuat Surya Paloh terjepit antara kepentingan Jokowi dan kepentingan Anies, dimana Anies, Demokrat dan PKS ada di dalamnya.
“Wajar jika kemudian, pengumuman reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang kuat diduga akan mengganti Menteri-menteri dari Nasdem tak kunjung diumumkan oleh Presiden Jokowi. Siasat yang dimainkan oleh Jokowi dan Surya Paloh nampaknya dengan mudah dibaca oleh SBY yang kemudian memerintahkan AHY memainkan Demokrat untuk mendorong Anies Baswedan dicalonkan sebagai Presiden dan kemudian mengajak calon mitra koalisinya untuk segera membentuk Sekretariat Perubahan,” kata Dandhi yang juga aktivis 1998 dari FKSMJ ini.
Ditambahkan lagi oleh Dandhi, manuver politik AHY tersebut membuat posisi Surya Paloh terjepit antara Jokowi dan Anies Baswedan dimana Nasdem ada dalam kepungan Demokrat dan PKS dalam persekutuan Koalisi Perubahan.
“SBY via AHY ingin memaksa Surya Paloh untuk benar-benar meninggalkan Kabinet Indonesia Maju dan total bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies Baswedan,” kata Dandhi lagi.
Selain itu menurut Dandhi, urgensi pertemuan empat mata antara Jokowi dan Surya Paloh sehari setelah rilis pernyataan tertulis AHY, lebih untuk mengamankan langkah-langkah strategis selanjutnya untuk keluar dari jebakan Demokrat, ketimbang membahas soal reshuffle kabinet yang sudah tidak lagi urgen.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"