KONTEKS.CO.ID – Pendiri LSI Denny JA, Denny Yanuar Ali menilai akan dua arus besar yang bertarung di Pemilu 2024 mendatang. Arus pertama adalah penerus legacy Jokowi dan arus perubahan yang mengerucut ke Anies Baswedan.
“Beberapa bulan ke depan hingga pendaftaran capres bulan September, dua tarikan itu akan keras sekali, karena orang di balik pertarungan ini disamping ada yang meneruskan legacy Jokowi dan juga antitesa Jokowi,” dalam paparan survei secara daring, Selasa 24 Januari 2023.
Denny menyarankan, pada Januari 2023 ini Koalisi Perubahan yang terdiri dari Nasdem, Demokrat dan PKS yang telah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024 segera menggenjot isu perubahan.
“Tapi ini tak mudah bagi Nasdem, karena satu kakinya ada di dalam pemerintahan,” ujarnya.
Karena itu Nasdem akan mendapatkan desakan dan tarikan yang kuat, baik dari kolisi yang di bangun saat ini maupun koalisi pemerintah, dimana menteri Nasdem berada di kabinet Jokowi-Ma’ruf saat ini.
“Parpol koalisi di pemerintahan Jokowi, terutama PDIP akan keras mencari cara, mencari solusi agar akhirnya Anies Baswedan gagal dicapreskan Nasdem atau mendesak Nasdem keluar dari pemerintahan,” ujarnya.
Meski begitu kuat tekanan itu, menurutnya Nasdem tidak akan sukarela, dan secara sepihak menarik para menterinya di kabinet Jokowi- Ma’tuf saat ini.
“Yang terjadi dia akan bermain cantik, menyerahkan bola ke Jokowi, terserah Jokowi, reshuffle atau tidak reshuffle,” tegasnya.
Selain itu Denny juga menilai bahwa pencalonan Anies Baswedan sebagai capres oleh Nasdem telah didukung oleh Demokrat dan PKS tak bisa digagalkan. Hal ini karena masa jabatan Jokowi sebagai Presiden tinggal setahun lagi.
“Jokowi tinggal setahun lagi, sementara ke depan ada lima tahun kesempatan baru. Pencalonan Anies Baswedan tidak dibatalkan Nasdem sejauh ia mendapat partner koalisi. Ini pertarungan dua arus besar, yang melanjutkan legacy Jokowi atau membawa isu perubahan,” pungkasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"