KONTEKS.CO.ID – Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar atau sering disapa Cak Imim meminta pemerintah meninjau kembali wacana pembedaan tarif KRL berdasarkan si kaya dan si miskin.
Hal itu dikatakan Cak Imin merujuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Menurut Cak Imin tarif KRL wacana ini sulit diterapkan di lapangan.
Menurut Cak Imin, tarif KRL berdasarkan kaya dan miskin sulit diterapkan lantaran KRL itu sudah jadi alat transportasi yang sangat digemari masyarakat.
“Semua kalangan karena cepat, murah dan tentu efisien. Jadi janganlah dibeda-bedakan tarifnya (bagi pelanggan),” kata Cak Imin dalam keterangan tertulis, Minggu 1 Januari 2023.
Ketua Umum PKB ini menambahkan, pembedaan tarif KRL bisa berpotensi mengurangi peminat pengguna KRL.
Bahkan menurutnya, Kemenhub seharusnya berterima kasih pada masyarakat yang telah bersedia meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke KRL.
“Coba bayangkan kalau warga yang mampu, punya motor dan mobil pada enggan naik KRL, gimana macetnya jalan raya. Belum lagi polusi dan tentu angka kecelakaan lalu lintas. Justru seharusnya Kemenhub bersyukur masyarakat menyukai KRL,” ujarnya.
Selain itu menurut Cak Imin, subsidi pemerintah untuk transportasi masal yang diberikan kepada penumpang KRL sudah lah tepat.
“Antusias warga pakai KRL setiap hari yang nyaris nggak pernah sepi, itu menunjukkan bahwa subsidi tarif KRL tepat sasaran,” tegasnya.
Menurutnya daripada Kemehub sibuk membedakan tarif KRL yang akan menimbulkan polemik, lebih baik Kemhub meningkatkan pelayanan KRL dan fasilitas.
“Misalnya gerbong ditambah biar nggak terlalu berdesak, juga misalnya menambah palang pintu di perlintasan KRL yang belum terpasang,” ujarnya.
Peningkatan kualitas pelayanan KRL juru akan meningkatkan penghargaan masyarakat pada Kemenhub dan kepercayaan pada pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, apabila tanpa disubsidi, tarif KRL sejatinya berada di kisaran Rp 10.000 sampai dengan Rp 15.000 sekali jalan per penumpang.
“Bayangkan, di Jakarta kita semua menggunakan KRL itu hanya berapa Rp 3.000 – Rp 4.000. Itu cost-nya mungkin bisa Rp 10.000, bisa Rp 15.000,” kata Budi.
Selama penumpang KRL bisa menikmati tarif murah sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama. Kemudian tarifnya sebesar Rp 1.000 untuk 10 km berikutnya sebagaimana yang berlaku saat ini dari subsidi yang diberikan pemerintah.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"