KONTEKS.CO.ID – Ketua DPP partai Nasdem Willy Aditya mengkritik pernyataan Ketua KPU RI Hasyim Asyarai, yang menyatakan Pemilu 2024 kemungkinan menggunakan sistem proporsional tertutup, sehingga masyarakat mencoblos partai bukan foto caleg.
Wacana yang disampaikan Ketua KPU Hasyim Asyari untuk kembali ke sistem proporsional tertutup adalah kemunduran dalam berdemokrasi, dan tidak layak disampaikan ke publik.
“Demokratisasi sepatutnya bukan memundurkan yang telah maju, tetapi memperbaiki dan menata ulang hal yang kurang saja,” kata Willy melalui keterangan tertulis, Jumat 30 Desember 2022.
Namun bila Pemilu 2024 kembali ke sistem proporsional tertutup, maka demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.
“Terjadi kemunduran luar biasa. Selain menutup peluang rakyat untuk mengenal caleg, rakyat juga dipaksa memilih kucing dalam karung,” tegasnya.
Willy menjelaskan, sistem proporsional terbuka adalah antitesis dari sistem tertutup yang sebelumnya digunakan sebelum Pemilu 2004.
“Sistem proporsional terbuka dahulu dipilih untuk menjawab persoalan kesenjangan representasi. Ada kelemahan pengenalan dan saluran aspiratif rakyat dengan wakil rakyatnya. Dengan kembali ke proporsional tertutup artinya demokrasi kita mengalami kemunduran,” paparnya.
Selain itu menurut Willy, sistem proporsional tertutup akan menguatkan kelompok oligarki, yang selama ini merusak. Karena dengan sistem tertutup anggota DPR akan sesuai nomor urut yang ditentukan para elit partai, tanpa dipilih langsung oleh rakyat.
“Proporsional terbuka memungkinkan beragam latar belakang sosial seseorang untuk bisa terlibat dalam politik elektoral. Dengan sistem semacam ini pula, warga bisa turut mewarnai proses politik dalam tubuh partai,” pungkasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"